ACT: Setiap Hari, Muslim Rohingya Tunaikan Shalat bak Shalat Jumat

ACT: Setiap Hari, Muslim Rohingya Tunaikan Shalat bak Shalat Jumat

Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Doddy Hidayat menceritakan aktivitas sehari-hari warga Rohingya. Menurutnya, warga Rohingya selalu menunaikan shalat lima waktu di mesjid dengan nuansa yang mirip dengan shalat Jumat.

“Shalat wajib bisa seperti shalat Jumat, ramai sekali,” ujar Doddy, di kantor ACT, Jakarta, Selasa (4/9/2012).

Relawan Indonesia yang berangkat dari Yangon ke Sittwe turut menjelaskan kondisi warga Rohingya yang sampai saat ini belum diakui sebagai warga Myanmar. Sambil menunjukkan foto-foto warga Rohingya, Doddy mengatakan bahwa, kondisi pengungsi Rohingya saat ini wajib dibantu.

Banyak bayi-bayi yang tidur di atas kardus dan bangsal yang tidak layak. Pendistribusian bantuan yang dilakukan ACT juga mengalami kendala besar terutama masalah distribusi uang tunai.

Relawan ACT juga memanfaatkan pasar lokal di Sittwe untuk membelanjakan barang-barang kebutuhan pokok warga. Hal itu secara tidak langsung akan memutar perekonomian di Sittwe.

Sebelum tim relawan itu masuk, warga Rohingya mendapat bantuan pangan dari PBB berupa beras dalam satu kaleng kecil. Beras itu merupakan jatah untuk satu orang warga dalam satu hari.

Bantuan berupa shelter juga akan diprioritaskan oleh ACT. Saat ini, Desa Au Ming Lar yang menjadi perkampungan Muslim Rohingya sering dilanda hujan. Oleh karena itulah, warga Rohingya sangat membutuhkan tempat berlindung. Shelter-shelter yang saat ini mereka huni dinilai kurang memadai.(fq/okezone)