Presiden Palestina Mahmud Abbas diminta untuk segera menghadirkan rekonsiliasi nasional, karena secara politis akan mempengaruhi posisi tawar dan kekuatan dalam Konferensi Internasional di AS Nopember mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua MPRRI Hidayat Nurwahid usai mengadakan pertemuan dengan Presiden Mahmud Abbas, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin(22/10).
"Saya katakan itu akan semakin berarti kalau Palestina itu memang bisa menghadirkan solusi untuk masalah dalam negerinya, kalau kemudian antara Hamas dan Fattah bisa bersatu kembali, itu bisa menghadirkan sesuatu kekuatan untuk memberikan bobot yang kuat bagi beliau ketika berangkat ke AS untuk menghadiri Konferensi Internasional, "jelasnya.
Dalam konferensi itu rencananya Palestina juga akan mengadakan pertemuan dengan Israel. Menanggapi hal itu, Hidayat pesimis konferensi di AS itu akan berhasil mempertemukan Palestina dengan Israel, sebab itu buka yang pertama kali dilakukan.
"Pertemuan itu tidak sesuai agenda yang disepakati waktu pertemuan Makkah, dan juga rekomendasi Liga Arab, maupun semangat yang telah disampaikan oleh OKI, "ujarnya.
Hidayat menyarankan, sebelum berdialog dengan pihak diluar Palestina, akan lebih bijak dan menguntungkan posisi Presiden Abbas agar bisa berdialog dan menyelesaikan internal faksi Hamas dan Fattah, sebab hal ini akan membawa dampak positif ketika hadir dalam pertemuan di AS.
Ia menambahkan, Sikap Indonesia dari sejak dulu sampai sekarang tetap sama, yaitu menginginkan Palestina yang merdeka, menginginkan bangsa Palestina bersatu, menginginkan agar Masjidil Aqsha terbebas dan menjadi tempat suci bagi umat Islam dan agama-agama lainnya.(novel)