9 Tokoh Bangsa Didaulat Rakyat Pimpin Oposisi

Kelima, Rocky Gerung. Tokoh satu ini lebih tepat disebut filosof, dari pada pengamat politik. Kekayaan referensi memberi modal Rocky Gerung piawai membongkar kedunguan logika berpikir elit politik.

Keenam, Rizal Ramli. Mantan Menteri di era Gus Dur dan Jokowi ini tak pernah berhenti mengkritisi kebijakan ekonomi Sri Mulyani. Bahaya! Kata Rizal Ramli. Ia berulangkali mengingatkan adanya bubble ekonomi. Tampak bagus di luar, bobrok di dalam. Gagal bayar hutang, daya beli rakyat anjlok dan pendapatan petani menurun akan mengancam krisis ekonomi di Indonesia.

Ketujuh, Refly Harun. Pakar hukum tata negara ini tak pernah berhenti menyuarakan berbagai manipulasi hukum untuk mengeruk kekayaan di negeri +62 ini. Risikonya: iapun dipecat! Bahkan diancam akan dibongkar kesalahannya. Takutkah? Tidak! Katanya. Punya nyali juga rupanya.

Kedelapan, Said Didu. Tokoh satu ini sekarang lagi menghadapi proses hukum. Kritik pedasnya terkait “nikmatnya project” ternyata membuat marah Si Opung. Said Didu emoh minta maaf, dan dilaporkan ke polisi. Kritik kok suruh minta maaf ya?

Kesembilan, K.H. Najih Maemoen Zubair. Kritiknya terhadap bahaya kebangkitan komunisme di Indonesia sangat tajam. Baik dalam ceramah maupun berbagai tulisan. Putra K. H. Maemoen Zubair ini terus mengingatkan rakyat untuk tetap waspada atas potensi bangkitnya komunisme yang membahayakan bangsa ini kedepan.

“Sembilan tokoh inilah yang secara konsisten mengobarkan semangat oposisi. Mengisi ruang kritik dan kontrol yang sering ditinggalkan parlemen. Tanpa mengabaikan peran dan pengaruh tokoh-tokoh lain, identifikasi kepada sembilan tokoh ini semata-mata karena mereka konsisten, berani, sangat tegas, dan punya pengaruh yang cukup kuaepada masyarakat. Dan mereka bukan partisan,” ujar Tony. (Voa-i)