Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin mengatakan, pada dasarnya saat inj rakyat tidak tidur leyeh leyeh di rezim Jokowi yang berkuasa. Justru rakyat sangat takut setelah Pemilu 2019 karena kekuatan rakyat yang membela kebenaran dikalahkan dengan kebatilan.
“Sekarang rakyat juga lebih ketakutan atas wabah virus corona dan kelaparan. Namun rakyat tidak berdaya melawan keangkuhan para pemimpin negeri ini yang sudah mati rasa atas perhatian dan pembelaannya kepada rakyat,” paparnya.
9 Tokoh
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa, Tony Rosyid mengatakan, setidaknya ada sembilan orang yang “didaulat” rakyat untuk memimpin oposisi. Mereka bangunkan rakyat dari tidur leyer-leyernya. Para tokoh ini membawa kentongan dan beteriak: “negara tidak aman, dan terjadi banyak perampokan”. Karena itu, jangan tidur. Ayuk bangun…bangun… bangun.. Teriak para tokoh oposisi itu.
Pertama, Abdullah Hehamahua. Mantan penasehat KPK ini berang ketika KPK masuk keranda kematian.
Kedua, M.H. Ainun Najib (Cak Nun). Budayawan era Orde Baru ini keluar dari pertapaannya. Hatinya terguncang ketika melihat bangsa ini dijadikan boneka asing. Ngono yo ngono, tapi ojo keterlaluan olehmu injak-injak bangsaku iki, marahnya.
Ketiga, Habib Rizieq Shihab (HRS). Tokoh 212 ini konsisten memimpin gerakan oposisi. Ia teriak terhadap ketidakadilan, penjualan aset negara dan ancaman PKI. Tiga hal ini yang membuat HRS tak bisa kompromi, meski tiga tas isi $ pernah disodorkan padanya. Begitu kabar beritanya. Benar tidaknya, Allah A’lam. Namanya juga kabar.
Keempat, Prof. Dr. Din Syamsudin. Mantan ketua MUI ini tak berhenti teriak terhadap mental koruptif para pengelola negeri ini. Ia serius mengangkat isu korupsi sebagai masalah sentral. Baginya, bangsa ini makin berantakan karena korupsi yang makin telanjang.