Ternyata bukan saja perusahaan dari dalam negeri saja yang meminta dibuatkan sertifikat untuk hasil produksinya yang akan diedarkan ke negara-negara mayoritas muslim, sebanyak 80 perusahaan asal China sudah mendapat sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Makanan (LPPOM) MUI Nadratuzzaman Hoesein di sela-sela The 2nd Indonesia International Halal Exhibition, di Balai Kartini, Jakarta, Jum’at (4/7).
"Tapi untuk yang akan datang banyak sekali perusahaan China yang menghubungi saya untuk disertifikasi. Kalau China ini raksasa besar yang lagi membangun, dan kita bisa melihat bahwa mereka sangat mempunyai komitmen untuk jadi produsen halal, " katanya.
Bahkan, menurut Nadra, Imam besar Shanghai dalam sebuah pertemuan dengannya mengatakan bahwa sistem sertifikasi di Indonesia ini yang paling terbaik, yang sangat straight, tetapi logic.
Oleh karena itu, lanjutnya, mereka meminta meneruskan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan China tersebut.
Nadra menjelaskan, pengakuan dari ulama China itu, kemudian ditindaklanjuti dengan pemberian training kepada 10 lembaga sertifikat yang ada di AS dan Eropa, bagaimana memelihara sistem jaminan halal selama dua tahun dengan sitem ISO ataupun standar tertentu.
"Sebenarnya Indonesia adalah satu-satunya lembaga sertifikat yang mempunyai sistem itu, kenapa karena kita mempunyai dua kekuatan, pertama kelompok Ulama dalam hal ini Komisi Fatwa, kelompok kedua para peneliti di mana itu diback-up oleh Profesor, Doktor, dan Master dari berbagai Universitas, sedangkan lembaga lainnya mempunyai auditor satu dua orang, mereka tidak mempunyai lembaga ulamanya, " jelasnya.
Ia juga menegaskan, bahwa lembaga sertifkasi halal di Indonesia besifat independen, tida ada campur tangan pemerintah didalamnya, tidak seperti Malaysia dan Brunei Darussalam di mana negara ikut mengaturnya.
"Jadi tidak bisa diintervensi oleh pemerintah yang haram menjadi halal, yang halal menjadi haram, kita bebas dari pengaruh itu. Kenapa, sebab kalau mengatakan terbaik-balik, itu namanya membuat-buat hukum, tingkat dosanya hampir sama dengan syirik, " pungkasnya. (novel)