Eramuslim – Sampai dengan bulan Juni 2017, Kementerian Kesehatan melaporkan sebanyak 255.527 orang tertular virus HIV AIDS di Indonesia, Dimana 72,4 persen di antaranya disebabkan oleh aktivitas berzina.
Dari angka tersebut, sampai Juni 2017, provinsi DKI Jakarta menduduki peringkat pertama sebagai provinsi dengan penularan kasus HIV terbanyak, yakni sebanyak 48.502 kasus. Peringkat ini diikuti oleh Jawa Timur yaitu sebanyak 35.168 kasus, dan Papua dengan 27.052 kasus.
“HIV di Indonesia dulu menular lewat konsumsi narkoba dengan menggunakan jarum suntik bergilir. Namun sekarang karena hubungan zina,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr. Wiendra Waworuntu di Jakarta, Senin (28/11).
Kebanyakan penderita HIV, lanjut Wiendra, berasal dari kalangan usia produktif yakni 20-30 tahun.
Risiko terjangkit HIV bisa 3-5 kali lebih besar pada orang yang mengidap infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia atau sifilis, sebut Wiendra.
Meski begitu, Kementerian Kesehatan bertekad untuk mewujudkan Indonesia bebas HIV-AIDS pada 2030.
“Tepatnya, mewujudkan tiga zero di Indonesia, yaitu zero kasus baru HIV, zero orang yang meninggal karena HIV-AIDS, dan zero stigma terhadap penderita,” kata Wiendra.
Untuk mewujudkannya, Kementerian mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan pada 2016 yang mengimbau ibu hamil untuk melakukan skrining HIV, sifilis, dan hepatitis.
Selain itu, pada 2018 nanti, Kementerian Kesehatan juga akan melakukan strategi STOP yakni Suluh atau penyuluhan, Tes HIV, Obati para orang dengan HIV-AIDS (ODHA), dan Pertahankan agar angka kasus tidak meningkat dengan cara menghimbau ODHA untuk meminum obatnya secara teratur. (Aa/Ram)