Eramuslim – Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis survei yang menyebut aksi 2 Desember 2016 atau aksi 212 sebagai pembuka keran munculnya Intoleransi. Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) menduga LSI dekat dengan penguasa sehingga mendiskreditkan pihak yang berseberangan.
“Untuk LSI sangat kuat kami duga memang survei pesanan penguasa untuk menjatuhkan elektabilitas caleg, cabup, cagub dan capres dari pihak yang berseberangan penguasa, dimana LSI ini tugasnya menggiring suara ke penguasa,” ujar Juru Bicara PA 212, Novel Bamukmin, kepada detikcom, Selasa (25/9).
Sebab, Novel melihat hasil survei LSI yang menggiring opini untuk menjatuhkan kandidat kepala daerah dari pihak oposisi. Nah oleh karenanya, ia tidak sependapat jika aksi 212 disebut pemicu lahirnya intoleransi.
“Apalagi lebih ngawur lagi kalau aksi bela Islam yang jelas di situ puncak toleransi yang real dan keajaiban yang memecahkan teori apa pun karena 8 juta berjalan super tertib, super toleransi,” jelas Novel yang menyebut aksi 212 super damai.
PA 212 mengimbau kepada alumni aksi supaya tidak terpecah akibat survei LSI. Karena menurutnya, survei tersebut menyesatkan.
“Saya berharap agar umat Islam, khususnya alumni 212 dan para pendukungnya harus tetap solid, jangan terpecah belah dengan survei yang menyesatkan dan kalau memang terjadi lagi kebohongan publik maka saya dan kawan-kawan akan melaporkan LSI,” kata Novel.