21 Tahun Reformasi: Bangkitnya Emak Militan, Matinya Gerakan Mahasiswa

Eks Aktivis gerakan mahasiswa 1998, Julianto Hendro Cahyono mengatakan pasca kematian empat mahasiswa itu, rezim Orde Baru berusaha mengubur tuntutan perubahan total dari para mahasiswa pasca Tragedi Trisakti dengan menciptakan kerusuhan berbau SARA, namun para mahasiswa bergeming, dengan melanjutkan perjuangan, mengubah pola aksi jalanan dengan Aksi Pendudukan DPR-RI pada Senin, 18 Agustus 1998, dan berhasil memuat Presiden Soeharto mundur pada 21 Mei 1998.

Meskipun begitu kata Julianto, Soeharto yang menjadi simbol kekuasaan totaliter itu telah mundur, namun kekuatan Orde Baru belum pupus, bahkan semakin bermertamorfosa, dan memanfaatkan deregulasi politik berupa pendirian partai-partai politik.

“Pada saat yang sama para aktivis 98 yang memang berjuang berdasarkan gerakan moral kemudian kembali ke kampus. Aktivis 98 terus melakukan pengawalan transisi melalui gerakan moral hingga bertahun-tahun kemudian,” papar Julianto saat ziarah makam pejuang reformasi di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (12/5). [rmol]