Eramuslim – Bayangan wajah bahagia keluarga menyambut kepulangan dari Tanah Suci memenuhi benak para jamaah haji Indonesia yang terbang dengan menggunakan pesawat milik Icelandic Airlines pada November 1978. Akan tetapi, momen bahagia itu tidak pernah terjadi bahkan berganti dengan duka.
Pesawat berjenis DC-8 tersebut mengalami kecelakaan di Sri Lanka 39 tahun yang lalu atau tepatnya 15 November 1978. Burung besi yang disewa oleh maskapai Garuda Indonesia itu sedianya transit sejenak di Sri Lanka untuk mengisi bahan bakar dan mengganti seluruh kru penerbangan.
Para jamaah haji ini terbang dari Bandara Jeddah, Arab Saudi, dan dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur. Penerbangan dari Jeddah berjalan cukup lancar tanpa hambatan hingga mendekati Bandara Internasional Colombo di Katunayake.
Sekira pukul 22.53 malam waktu setempat, pilot pesawat mengajukan permintaan penggunaan landasan pacu nomor 22 dan memulai prosedur pendaratan (ILS). Namun, pesawat tidak pernah mendarat di bandara tersebut. Kurang lebih 30 menit setelah mengajukan permintaan, pesawat jatuh ke perkebunan karet dan kelapa sawit yang berada tidak jauh dari bandara.
Melansir dari History, Rabu (15/11/2017), pilot diketahui melakukan beberapa kesalahan kecil namun cukup fatal. Hasil penyelidikan dari flight data recorder (FDR) mengungkapkan, pilot gagal memberi tahu ke menara kontrol serta tidak mampu menghitung ketinggian pesawat saat prosedur pendaratan.