11 Negara Asia Pasifik Perjuangkan Penghapusan Pekerja Anak

Pemerintah, pengusaha, dan pekerja dari 11 negara di Kawasan Asia Pasifik akan mengadakan pertemuan di Jakarta pada tanggal 12-13 Juli mendatang, untuk membicarakan langkah-langkah penanggulangan dan penghapusan pekerja anak.

Menteri Tenaga Kerja Erman Suparno menyatakan, pertemuan regional sangat penting dalam membangun komitmen politik yang lebih kuat, dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan perluasan pendidikan.

"Saya mengajak negara-negera peserta untuk bersama-sama menanggulangi masalah pekerja anak melalui program terpadu," tandasnya dalam siaran pers International Labour Organization.

Berdasarkan data ILO yang diluncurkan bulan Mei, ada penurunan jumlah pekerja anak sebesar 11 persen, dari 246 juta menjadi 218 juta antara tahun 2000 dan 2004. Data ini meyakinkan bahwa pekerja anak dan bentuk-bentuk terburuknya dalam kurun waktu 10 tahun dapat dihapuskan.

Meski demikian, Program Internasional Penghapusan Pekerja Anak (ILO-IPEC), dalam temuannya memperkirakan masih terdapat sekitar 122 juta pekerja anak usia 5-14 tahun. Bahkan di Indonesia terdapat hampir 4 juta anak di bawah 15 tahun yang tidak bersekolah dan 1,5 juta di antaranya adalah pekerja.

Melihat kondisi itu, Direktur ILO-IPEC Jenewa Guy Thijs menegaskan, pada abad ke-21 mendatang tidak boleh ada lagi eksploitasi dan penempatan pekerja anak di tempat yang berbahaya, serta hambatan akses pendidikan bagi anak-anak.

"Tidak ada seorang pun berhak diperbudak untuk bertahan hidup, kita harus memperjuangkan hak bagi semua anak untuk menikmati masa kanak-kanaknya," tegasnya.

Seminar Regional tentang Penghapusan Pekerja Anak akan diikuti antara lain oleh Negara Kamboja, RRC, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Mongolia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. (novel)