Melanjutkan kesuksesan Forum Perdamaian Dunia (World Peace Forum) yang pertama pada Agustus 2006, Muhammadiyah bersam dengan Centre for Dialogue and Cooperation among Civilization (CDCC) dan Cheng Ho Multi Culture Trust. akan menggelar Forum Perdamaian Dunia (World Peace Forum/WPF) kedua yang rencananya diselenggarakan pada 24-26 Juni 2008 di Jakarta, akan dihadiri oleh sekitar 100 tokoh agama, politik, bisnis, cendekiawan, dan jurnalis dari seluruh dunia.
"Seratus tokoh dunia dan 120 tokoh dari dalam negeri akan hadir dalam forum ini.Kami juga mengundang Paus Benedictus, tapi menurut konfirmasi hanya perwakilannya yang akan hadir, " kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (10/6).
Negara-negara yang akan mengirimkan perwakilannya untuk menghadiri forum itu antara lain Iran, Inggris, Italia, India, Amerika Serikat, Afghanistan, Austria, Bahrain, Bosnia-Herzegovina, Jepang, Belanda, Mesir, Malaysia, Thailand, Filipina, Rusia, Qatar, Portugal, Tomor Leste, Singapura, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Tunisia, dan Vatikan.
Din menyatakan, menyeruaknya masalah kekerasan baik di tingkat nasional maupun internasional telah menganggu wajah dunia saat ini, karena dalam WPF ke-2 ini akan secara spesifik mendiskusikan problem kekerasan dan cara-cara pemberantasannya.
Jika kecenderungan ini terus berlanjut, maka masa depan umat manusia berada dalam ancaman serius. "Dan adalah tanggung jawab kita bersama, termasuk Muhammadiyah untuk memastikan bahwa perdamaian bisa melenyapkan kekerasan, " tambah Din.
Dalam kesempatan itu, Din menegaskan, dalam pertemuan itu tidak akan mengangkat tindak kekerasan yang terjadi di Monas pada 1 Juni lalu, sebab itu menyangkut isu lokal, sehingga penyelesaiannya tidak perlu melibatkan negara lain.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara WPF II Rizal Sukma mengatakan, saat ini kekerasan baik berupa tindakan kriminal, kekerasan politik, pelanggaran hak asasi manusia, konflik etnis, terorisme, otoritarianisme dan perang antar bangsa telah menjadi bagian dari yang menggangu proses perdamaian didunia.
"Lepas dari insiden Monas, problem kekerasan terkait isu politik dan agama saat ini sedang hangat di tataran global sehingga penting untuk dibicarakan, " ujarnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, tokoh-tokoh lintas sektor yang hadir dalam WPF kedua akan mengkaji masalah-masalah kekerasan yang telah terjadi secara mendalam dan berusaha merumuskan upaya pemecahannya.
Rizal Sukma menambahkan, pertemuan yang juga ditujukan untuk membuka ruang dialog antar tokoh dunia dan menguatkan jaringan antar peradaban untuk menguatkan toleransi dan sikap saling menghargai tersebut diharapkan bisa menghasilkan sebuah rekomendasi.
"Forum ini diharapkan bisa memberikan rekomendasi untuk mewujudkan dunia yang lebih baik, " pungkasnya.(novel)