Sesudah hiruk pikuk adanya pernyataan para tokoh agama yang berbicara tentang kebohongan pemerintah, dan menyebabkan Presiden SBY mengundang mereka ke Istana Negara, Senin kemarin, kini gilirannya para Guru Besar, di sejumlah kampus, mereka mendeklarasikan : "Stop Kebohongan Pemerintah".
Nampaknya, langkah-langkah yang dilakukan para tokoh agama itu, bagaikan ‘bola salju’ yang terus menggelinding. Ini tentu membuat pemerintahan Presiden SBY, menjadi kocar-kacir menghadapinya. Bahkan, sekarang gerakan yang menuduh Din Syamsuddin, sebagai provokator.
Sementara itu, sejumlah Guru Besar dari berbagai kampus di Surabaya, Jawa Timur, menggagas acara deklarasi dan penandatanganan prasasti menolak kebohongan pemerintah. Acara tersebut diprakarsai rektor Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Surabaya, Zainuddin Maliki, di kampus Unmuh Surabaya, Jalan Sutorejo Surabaya, Rabu (19/1/).
Menurut Zainuddin, deklarasi tersebut digelar dalam rangka turut membenahi kinerja pemerintah yang semakin banyak berjanji dan berbohong. Pemerintah dinilai tidak jujur kepada rakyat.
"Bangsa ini masih jauh dari yang namanya kejujuran. Banyak janji yang diucapkan belum tuntas dilaksanakan. Tapi pemerintah tak menyadari hal itu," tegas Zainuddin usai deklarasi kepada wartawan, Rabu (19/1/).
Deklarasi stop kebohongan pemerintah ini, menurut Zainuddin, bakal diikuti 10 guru besar dari Unmuh Surabaya dan Sidoarjo, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), serta kepala sekolah dari berbagai daerah se-Jawa Timur.
Rupanya sesudah hingar bingar di Istana Jakarta, sekarang merembet ke daerah-daerah, yang akan semakin membuat pemerintah menjadi kalut. Apalagi, kalau nanti diikuti oleh elemen-elemen lainnya, yang ikut menolak kebohongan pemerintah ini, semakin rame jagad politik Indonesia. mh/inlh.