Mantan duta bin Laden di Eropa, Omar Mahmoud Othman, atau yang dikenal dengan “Abu Qatada,” mengkritik keras perbuatan milisis ISIS menyembelih 2 orang jurnalis asal AS dan menyebutnya sebagai “mesin pembunuh dan penghancur”.
Dalam persidangan yang digelar pada hari Minggu (07/09) kemarin, Abu Qatada mengatakan “jurnalis adalah seorang utusan di zaman nabi, rasul tidak pernah membunuh seorang utusan dari wilayah lain.”
Sementara itu ketika ditanya wartawan mengenai pembentukan aliansi internasional melawan ISIS usai persidangan, duta besar bin Laden ini mengatakan “Saya tidak bersama dengan aliansi yang menyerang Muslim,” ia menambahkan “masa depan ada ditangan masyarakat Sunni.”
Tercatat dalam 14 hari setelah di eksekusinya James Foley, ISIS kembali membunuh wartawan asal AS yang memiliki kewarganegaraan ganda “Israel,” Stephen Sutlov, yang diculik pada bulan Agustus 2013 lalu.
Abu Qatada lahir pada tahun 1960 di kota Bethlehem, Palestina. Pada tahun 1993 duta bin Laden ini pergi ke Inggris untuk mencari suaka, ia kemudian dideportasi pada musim panas tahun 2013 ke Yordania untuk menghadapi tuduhan terkait tindakan terorisme.
Pada persidangan pertama 26 Juni lalu, peradilan Yordania menuding Abu Qatadah bertanggung jawab atas aksi teror di Sekolah Amerika di ibukota Amman pada akhir tahun 1998, akan tetapi karena kurangnya bukti Abu Qatadah dibebaskan dari tuduhan tersebut.
Hingga kini pemerintah Yordania masih tetap menahan Abu Qotadah terkait persidangan ke dua dengan dakwaan serangan teror terhadap wisatawan selama perayaan milenium di Yordania pada tahun 2000 lalu. (Alarabiya/Ram)