Nabi Muhammad Sudah Ingatkan Umatnya Terkait Bahaya Pengaruh Media Sosial

Dia melanjutkan, sebagaimana hadis sebagai berikut:

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، كَانَ لَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، ومَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا ووزرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْئًا”. رواه مسلم

Barang siapa yang mengerjakan suatu sunnah (perbuatan) baik, maka dia memperoleh pahalanya dan juga pahala dari orang-orang yang mengikuti jejaknya sesudah dia tiada, tanpa mengurangi pahala mereka barang sedikit pun. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu perbuatan buruk, maka dia akan mendapatkan dosanya dan juga dosa orang-orang yang mengikuti jejaknya sesudah dia tiada tanpa mengurangi dosa-dosa mereka barang sedikit pun.” (HR. muslim)

Dari hadis tersebut, kita jadi paham betapa dahsyatnya apa yang ditulis di media sosial akan memengaruhi orang lain melakukan sesuai apa yang kita tulis di media sosial. Maka dari itu, kalau kebaikan yang ditulis dan kemudian orang lain mengikuti melakukan kebaikan tersebut, Anda sebagai penyebar informasi akan mendapat pahala luar biasa dari Allah SWT. Pun sebaliknya.

Bahkan Allah SWT bersabda:

…. وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ…….

“….Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan jejak-jejak yang mereka tinggalkan...” (Yasin: 12)

Dengan demikian, sambung Ustadz Mahfud, membagikan status di media sosial haruslah bijaksana, karena orang lain akan mudah membagikan apa yang kita tulis. Jika itu kebaikan beruntunglah kita, namun kalau keburukan, fitnah, hoax atau cacian, maka sangat merugikan kita. “Sebab, dengan informasi hoax tersebut dapat mengakibatkan orang lain melakukan dan membagikan kesalahan, di mana kita akan terkena dosanya juga,” terangnya. (okz)