Eramuslim.com – Sejak 2012, penguasa Budha ekstremis Myanmar kerap berupaya mengusir Muslim Rohingya ke Bangladesh, dan selalu gagal. Sabtu (23/5), AL Myanmar mengirim sekitar 208 Muslim Rohingya yang disergap di tengah laut ke Bangladesh.
Yangon ingkar janji. Semula, akibat tekanan AS dan PBB, mereka berjanji menghentikan eksodus Muslim Rohingya dari negara bagian Rakhine, dan menghentikan mereka yang berlayar ke Asia Tenggara.
Janji itu direalisasi dengan menangkap dua kapal berisi 200 Muslim Rohingya yang berusaha mencapai Selat Malaka. Alih-alih dibawah ke Maungdaw, ditampung, dan diberi makan dan fasilitas layak, para pengungsi malah dikirim ke Bangladesh.
Myanmar secara resmi menolak Muslim Rohingya, dan menyebut etnis tak diinginkan itu dengan nama Bengali. Sebagai Bengali, Muslim Rohingya — demikian kebijakan Yangon — harus dikirim ke Bangladesh, negeri leluhur mereka. Padahal etnis Muslim Rohingya sudah mendiami pesisir selatan Myanmar yang bernama Rakhine, 9 abad lebih dahulu ketimbang penguasa Budha yang datang dengan merampok dan membantai penduduk aslinya.
“Kami memberi bantuan kemanusiaan kepada mereka, setelah itu kami mendeportasi mereka ke Bangladesh,” ujar Zaw Htay, kepala kantor kepresidenan Myanmar, kepada AFP. “Kami telah melakukan kontak dengan pejabat perbatasan Bangladesh.”
Belum ada kabar bagaimana reaksi Bangladesh. Sepanjang 2012, Bangladesh kebanjiran Muslim Rohingya yang menyelamatkan diri, tapi pemerintah negeri itu justru menggebah mereka.
Mereka yang menolak kembali ke Rakhine tinggal di perbatasan Bangladesh-Myanmar dengan kondisi mengenaskan. Berbagai lembaga kemanusiaan dunia telah sampai ke tempat ini, tapi tidak ada solusi untuk mereka.
Di Hanoi, Sekjen PBB Ban Ki-moon kembali menegaskan imbauan agar semua negara Asia Tenggara menyelamatkan Muslim Rohingya dan migran Bangladesh, sebelum musim dingin kering.(rz)