Muslim Amerika ke Trump: Kami Perlu Dihormati, Bukan Diberi Makan

Sementara itu, Council on American-Islamic Relations (CAIR) berencana untuk mengadakan acara “NOT Trump’s Iftar” di luar Gedung Putih, saat acara utama berlangsung di dalamnya. Namun juru bicara Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari acara tersebut.

Hillary Clinton memulai tradisi modern buka puasa bersama tahunan di Gedung Putih pada 1996. Tak lama setelah serangan teroris 11 September di New York dan Washington pada 2001, Presiden George W. Bush juga mencoba memadamkan ketegangan agama dengan memuji Islam.

A demonstrator holds a placard of U.S. presidential candidate Donald Trump during a refugees welcome march in London, Britain March 19, 2016. REUTERS/Neil Hall

Presiden Barack Obama yang dianggap sebagai sekutu oleh banyak Muslim Amerika, bahkan sempat mendapatkan kritikan karena menyelenggarakan acara buka puasa bersama di Gedung Putih.

“Ada debat yang sehat setiap tahun selama ini ketika Obama menjadi presiden. Dan dia adalah presiden yang cukup baik,” kata Dilshad Ali, editor pelaksana di Patheos.com, sebuah situs agama.

Namun terkait Trump, kata Ali, adalah cerita lain. “Saya tidak kenal siapa pun yang akan pergi ke acara iftar ini. Cukup jelas umat Islam bukanlah komunitas yang dicari oleh Trump,” ungkapnya.

Selama kampanye kepresidenannya, Trump telah membuat marah banyak Muslim Amerika dengan membuat pernyataan kontroversial seperti “Saya pikir Islam membenci kita”. Ia juga berjanji untuk melarang imigrasi dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim sementara sebagai tindakan kontraterorisme.

Menurut Survei Pew Research Center pada 2017, 74 persen Muslim Amerika mengatakan Trump tidak ramah terhadap komunitas mereka. Dua pertiganya mengatakan Trump membuat Muslim merasa khawatir. Hanya 8 persen Muslim Amerika yang memilih Trump.