Eramuslim – Sedikitnya 12 orang tewas, termasuk lima polisi Myanmar dalam sejumlah serangan yang dilakukan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) menyasar pos-pos penjagaan perbatasan di sepanjang perbatasan wilayah barat yang menghubungkan Myanmar-Bangladesh.
Dalam serangan yang dilakukan terpisah pada hari Jum’at 25 Agustus 2017, ARSA menargetkan 24 kantor polisi dan pos terdepan di distrik Maungdaw di bagian utara negara bagian Rakhine.
Kantor Penasihat Negara Bagian Aung San Suu Kyi mengonfirmasi bahwa lima petugas polisi tewas dalam serangan tersebut, dan dua senjata dicuri oleh mujahidin Rohingya.
ARSA juga dilaporkan masuk dan menyerang dalam batalyon Light Infantry 552 sekitar pukul 03:00 dini hari.
Arakan Rohingya Salvation Army atau yang disingkat ARSA adalah sebuah kelompok mujahidin yang bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan sejumlah aparat keamanan pada bulan Oktober 2016 lalu.
“Kami telah melakukan tindakan defensif terhadap pasukan perusak Burma di lebih dari 25 tempat yang berbeda di seluruh wilayah,” ujar ARSA dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan online di kalangan aktivis Rohingya.
ARSA mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan tanggapan atas penggerebekan, pembunuhan dan penjarahan oleh tentara Myanmar yang ditempatkan di wilayah Rakhine setelah kematian tujuh penduduk desa awal bulan Agustus ini.
“Ketika kekejaman mereka terhadap orang-orang yang tidak bersalah telah melampaui batas toleransi kita dan mereka akan melancarkan serangan terhadap kita, kita akhirnya harus melangkah untuk membela orang-orang yang tidak berdaya dan diri kita sendiri,” tegas ARSA.
Serangan tersebut terjadi beberapa jam setelah Komisi Penasehat yang dipimpin oleh mantan kepala PBB Kofi Annan mendesak pemerintah Myanmar untuk menghentikan pembatasan terhadap Muslim Rohingya di daerah tersebut.
Setelah penyelidikan sepanjang tahun mengenai situasi di Rakhine, komisi tersebut mendesak pemerintah Myanmar untuk menghentikan kekerasan, menjaga perdamaian, menumbuhkan rekonsiliasi dan menawarkan harapan kepada penduduk yang tertekan. (KI/Ram)