Mufti Besar Libya menyebut “siapa yang berjuang bersama Mayjen Haftar kemudian mati, maka dia meninggal dalam keadaan jahiliyyah,” dalam sebuah fatwa yang dalam acara salah satu stasiun televisi Nasional.
Dalam acara “Islam dan Kehidupan”, Dr Shodiq Ghiryani, mengatakan dengan jelas “barang siapa yang berjuang bersama Mayjen Haftar kemudian mati, maka dia meninggal dalam keadaan jahiliyyah. Dan barang siapa yang berjuang melawan Mayjen Haftar kemudian meninggal, maka dia meninggal dalam keadaan syahid di jalan Allah.”
Dr Shodiq Ghiryani beralasan bahwa mereka yang berjuang bersama Haftar adalah para pemberontak yang keluar dari ketaatan kepada wali amr (pemerintah), maka saya menyerukan kepada rakyat Libya untuk keluar berperang melawan para pemberontak.”
Menurut Dr Shodiq Ghiryani fatwa ini sebenarnya telah dikeluarkan oleh lembaga Fatwa Negara Libya sebelumnya.
Sementara itu Komandan Angkatan Udara Libya di Benghazi, Brigadir Saqr Jeroshi, membantah bahwa pasukan miliknya menargetkan kantor Lembaga Fatwa di kota Tripoli, ia menegaskan bahwa “mungkin kita berbeda dengan Mufti Shodiq Ghiryani dalam beberapa hal, tapi kami tidak menganggap itu benar-benar serius karena tidak ada hubungannya antara masalah agama dengan politik.” (Shorouk/Ram)