Pembunuhan seorang pemimpin oposisi sekuler di Tunisia kemungkinan menghantui elit politik Islam untuk bulan-bulan mendatang. Tapi mengapa pembunuhan seorang pria yang mengelola hanya sebuah partai politik kecil bisa membuat revolusi?
Shokri Belaid adalah pemimpin nasionalis Demokrat, aktifis partai kiri yang kukuh menentang keputusan partai Ennahda, yang berusaha merusak dasar-dasar sekuler republic Tunisia.
Belaid berperan dalam menggalang aliran kiri dan arus massa bawah, Gerakan Populer, yang berharap untuk membangun sebuah koalisi yang kuat untuk membendung kenaikan gerakan Islami di negaranya.
Dia cukup menyadari fakta bahwa Ennahda akan memerintah Tunisia tak akan tertandingi selama bertahun-tahun yang akan datang, kecuali ada orang lain datang dengan visi menarik untuk masa depan Tunisia.
Saya bertemu dengan orang-orang Belaid berkali-kali dan yang paling mengejutkan saya adalah keyakinan yang kuat dari Belaid bahwa Spring Arab adalah cara Barat untuk menyebarkan kekacauan di wilayah itu, bahwa Amerika berkolusi dengan gerakan Islam untuk menghancurkan nasionalisme Arab, dan bahwa kebijakan pasar bebas yang menggelapkan rakyat dan memiskinkan negara.
Dengan hadirnya Belaid, mereka menemukan suara yang kuat bagi masyarakat miskin, pengangguran dan mungkin alternatif politik Tunisia, selain dari para gerakan Islamis.
Tapi orang-orang bersenjata tak dikenal, mendekatinya saat ia sesaat meninggalkan rumahnya dan menembaknya dari jarak dekat.
Kematiannya memicu kemarahan meluas dari kalangan sekuler terhadap Islam, kejadian ini di blow up dan mungkin menyeret negara itu ke dalam kebuntuan politik yang sulit dipecahkan.
Belaid kini telah menjadi ikon, seorang martir sekuler , seorang pria yang ingin pasca-Zine El Abidine Ben Ali Tunisia menjadi lebih demokratis dan lebih sekuler. Yang terakhir ini mungkin tergantung pada apakah Tunisia akan tetap dengan Ennahda atau tidak di masa mendatang. (Dz-Alj)