Milisi Kristen “ante Balaka” pada hari Selasa, berjanji secara tertulis untuk menghentikan serangan terhadap Muslim di kota Buddha yang terletak 200 km dari ibukota Bangui.
Dalam perjanjian tersebut tertulis bahwa milisi bersedia untuk menghentikan penggunaan senjata dan bekerjasama dengan tentara Perancis, serta menghentikan serangan terhadap Muslim di kota BUdha.
Penandatanganan perjanjian oleh Milisi Kristen tersebut berada dibawah pengawasan “penasehat urusan keamanan” Joachim Kokata, yang menyatakan bahwa hal ini adalah janji yang datang dari Ante Balaka terhadap negara dan rakyat Afrika Tengah ke arah rekonsiliasi nasional. Namun ia tidak menjelaskan siapa yang mewakili Milisi Ante Balaka dalam penandatanganan perjanjian tersebut.
Namun disisi yang lain, umat Islam menerima penjanjian ini dengan dingin dan peringatan.salah satu dari mereka mengatakan,”apa yang bisa dirubah dengan hal itu? Disini kami terjebak, para pedagang telah kehilangan apa yang dimilikinya, anak-anak meninggal karena kurangnya perawatan, dan para wanita melahirkan dalam kondisi yang tidak manusiawi…..tidak mungkin bagi kami bergerak sedikitpun.
Ia menambahkan,”kami belum bertemu dengan Ante Balaka dan belum berbicara kepada mereka, dan kemudian kami tidak mengetahui apa yang sedang mereka tunggu, apakah kami akan pergi atau menetap disini? Sampai saat ini kami belum tahu.” Seperti yang dikutip oleh kantor berita Anatolia.
Sementara itu, wakil ketua asosiasi Muslim,”Abdul Aziz Merega, memuji inisiatif pertama yang datag dari kementerian, ia mengatakan,”kami menginginkan perdamaian.”
Lalu menambahkan,”ini adalah langkah menuju rekonsiliasi meskipun faktanya komunitas Muslim membutuhkan lebih dari itu, yaitu bernegosiasi langsung dengan Ante Balaka dan otoritas Administrasi dan regional serta semua penduduk kota budha.” (hr/im)