Operasi militer tentara gabungan yang dipimpin langsung oleh Amerika Serikat ke Suriah, dinilai para ahli strategi dan pengamat militer hanya akan mempengaruhi situs simbolis dari sistem kekuatan militer Suriah.
Mereka berpendapat bahwa serangan ini hanya bertujuan untuk “menghukum” rezim Bashar al-Assad, sekaligus mengirimkan pesan peringatan kepadanya. Operasi militer barat tidak akan menghilangkan sama sekali kemampuan udara militer rezim Suriah, dan tidak akan mengubah keseimbangan kekuasaan di negara itu.
Menurut Jeffrey White dari Pusat Kebijakan Timur Dekat Washington, “serangan barat hanya bertujuan untuk menciptakan lebih banyak perpecahan kekuatan dikalangan militer Suriah.”
Hal senada juga ditegaskan Panglima militer Prancis, Jendral Vincent Deport, kepada kantor berita AFP Prancis, bahwa ” serangan militer gabungan tidak boleh berlebihan, karena jika Presiden Bashar Assad tewas atau sistem negara runtuh, kita akan menuju ke arah pertumpahan darah yang mengerikan, seperti yang terjadi di Libya.”
Disisi lain, analis Kelautan dari Institut Studi perang di Washington, Christopher Harmer, menyimpulkan bahwa ” serangan hanya akan mempengaruhi target yang dipilih, hal ini hanya untuk sekedar menghukum rezim Bashar Assad. Serangan militer nantinya hanya akan memiliki dampak kecil pada tingkat strategis.”
Angkatan Laut Amerika Serikat saat ini memiliki sekitar dua ratus rudal jelajah Tomahawk yang dimuat pada empat kapal perang di Laut Mediterania. (Aljazeera/Zhd)