Mengenal 5 Muadzin di Zaman Rasulullah

Dan tentu saja pernah satu kali mengumandangkan adzan di zaman Umar. Karena para sahabat rindu dengan adzannya. Dan ingin mengingat Rasulullah. Tentu banyak keutamaan Bilal. Banyak pula ayat-ayat Alquran yang turun, dan Bilal menjadi bagian dari kandungan ayat tersebut.

2. Ibnu Ummi Maktum

Beliau adalah Amr bin Qays bin Zaidah bin al-Asham. Ia memeluk Islam di Mekah. Meski buta, tapi Amr termasuk orang yang pertama menyambut seruan Nabi untuk hijrah ke Madinah.

Diriwayatkan dari jalan Ibnu Ishaq dari al-Barra, ia berkata, “Yang pertama datang kepada kami adalah Mush’ab bin Umair. Kemudian datang Ibnu Ummi Maktum. Rasulullah mengangkatnya sebagai pemimpin Madinah apabila pergi berperang. Az-Zubair bin Bakar mengatakan,Ibnu Ummi Maktum pergi menuju Perang Qadisiyah. Di sanalah ia syahid. Saat itu ia memegang bendera,” Ibnu Ummi Maktum sama seperti Bilal, muadzin Rasulullah di Madinah.

3. Abu Mahdzurah

Dia adalah Aus bin Mughirah al-Jumahi. Rasulullah memerintahkannya mengumandangkan adzan di Makkah sekembalinya beliau dari Hunain. Saat Makkah berhasil ditaklukkan kaum muslimin, Rasulullah memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan dari atas Ka’bah. Sebagian pemuda Quraisy, yang masih belum lapang dada menerima Islam, menirukan suara Bilal. Mereka marah dan bermaksud mengejeknya. Sampai salah seorang pemuda yang bernama Abu Mahdzurah al-Jumahi pun meniru-niru adzan Bilal.

Abu Mahdzurah, pemuda 16 tahun, termasuk orang Quraisy yang paling merdu suaranya. Saat ia mengangkat suara mengumandangkan adzan dengan maksud ejekan, Rasulullah mendengarnya. Nabi kemudian memanggilnya dan mendudukkannya di hadapan beliau. Abu Mahdzurah menyangka inilah akhir riwayat hidupnya karena ulahnya itu.

Tapi, Rasulullah malah mengusap dada dan ubun-ubun pemuda itu dengan tangan beliau yang mulia. Abu Mahdzurah mengatakan, “Demi Allah, hatiku terasa dipenuhi keimanan dan keyakinan. Dan aku meyakini bahwa ia adalah utusan Allah,”