Pertikaian Jack Ma dengan otoritas China yang otoriter disebut-sebut memicu tindakan keras terhadap bisnisnya. Terlebih Jack Ma belum muncul ke publik sejak penangguhan IPO untuk ANT Group.
Dalam forum Bund Summit 2020 Jack Ma berbagi pengalamannya dari karier yang membawa Alibaba yang tadinya hanya memiliki kurang dari 20 karyawan. Dimulai di apartemennya di kota pesisir Hangzhou pada 1999, hingga menjadi raksasa teknologi yang meraup pendapatan USD 71.985 miliar, pada tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2020.
Menurut transkrip pidato yang dipublikasikan surat kabar Hong Kong, Apple Daily, Jack Ma menyampaikan pidatonya secara berhati-hati. Dia menyebut dirinya sebagai ‘pria pensiunan … berbagi pandangan non-profesional dari seorang non-profesional, dan mengakui bahwa gagasannya mungkin tidak dewasa, tidak akurat, atau bahkan bisa ditertawakan’.
Dengan sopan, Jack Ma menyertakan beberapa kutipan kata-kata Presiden Xi Jinping dalam pidatonya. Tapi ketika dia mulai mengajak para hadirin — yang oleh Reuters digambarkan sebagai ‘kelompok keuangan, regulasi dan politik yang mapan’ — untuk mempertimbangkan perlunya reformasi sistem keuangan China, Jack Ma telah melewati batas.
“Sistem keuangan saat ini adalah produk dari Era Industri,” sebutnya.
“Saat ini kita memiliki tanggung jawab untuk memikirkan dan membangun sistem keuangan yang benar-benar milik masa depan, generasi muda, generasi penerus dan zaman itu,” imbuhnya.
“Sistem keuangan saat ini harus direformasi. Jika kita gagal melakukannya, tidak hanya kita akan kehilangan kesempatan, tapi dunia juga bisa jatuh ke dalam kekacauan yang lebih parah,” cetus Jack Ma dalam pidatonya.
“Wajar jika inovasi mendahului regulasi. Namun, ketika inovasi jauh lebih di depan daripada regulasi dan ketika kekayaan dan kedalaman inovasi jauh di luar imajinasi regulasi, situasinya tidak normal, dan masyarakat dan dunia akan berada dalam kekacauan,” ucapnya lagi.
Dalam pidatonya, Jack Ma juga secara tidak langsung menegur regulator China karena menghambat inovasi, dan menyebut bank-bank China memiliki ‘mentalitas pegadaian’, karena seperti pemberi pinjaman dahulu kala, masih bergantung pada sistem agunan. Dia juga menyamakan regulasi perbankan global China dengan ‘klub orang tua’.
“Perbankan saat ini masih melanjutkan mentalitas pegadaian. Pegadaian adalah soal jaminan dan agunan,” cetusnya pada saat itu.
Namun, Jack Ma menambahkan bahwa hal itu tidak melulu buruk.