Kepala staf militer pembebasan Suriah Mayor Jenderal Salim Idris secara pribadi mengatakan bahwa keluarnya Presiden Bashar al-Assad untuk menghentikan pertumpahan darah di negara tersebut akan aman, dengan ketentuan ia mau menyerahkan diri ke badan keamanan dan militer untuk diadili.
Idris dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Arab Saudi “Alwaton” menegaskan bahwa keluanya Bashar dari kekuasaan bukan berarti ia bebas dari hukum, tetapi ia harus mau untuk diadili di depan pengadilan internasional. Dan ia menyebutkan tentara kebebasan butuh senjata dan banyak senjata kimia untuk melawan serangan rudal “Scud” dan pesawat tempur yang digunakan oleh rezim , terhadap warga sipil yang tak bersenjata.
Dan tentang keterlibatan Hizbullah di kelompok rezim, Idris melaporkan bahwa ada bukti yang sangat banyak mengenai adanya keterlibatan pasukan Hizbullah dalam mendukung rezim di Damaskus dengan banyaknya para militer lelaki dan material, dan mereka berdua (rezim dan hizbullah) banyak melakukan pembantaian dalam konflik.
Idris mengakui adanya intervensi irak dalam krisis di Suriah, dan ia menambahkan, “Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki tidak ingin menggulingkan rezim Bashar, karena jatuhnya Assad akan melemahkan pengaruh para” pembesar”dari Safawi di Teheran.” (zae/IT)