Mantan Presiden Termiskin Dunia Ini Sungguh Dekat Dengan Rakyat, Beda Dengan Yang Pencitraan

Mujica-votar-Volkswagen-sedan-modelo_NACIMA20141026_0024_6Eramuslim.com – Terbentang ribuan kilometer, mantan Presiden Uruguay, Jose `Pepe` Mujica masih mau meladeni pertanyaan dari seorang warga Indonesia. Hal ini terwujud berkat sesi wawancara khusus yang digelar BBC di peternakan Mujica.

Meski sudah lengser dari jabatannya, Kharisma dan pelajaran kesederhanaan mantan Presiden Uruguay Jose `Pepe` Mujica tak pernah pudar. Mengutip laman bbc.co.uk, Kamis, 7 Mei 2015, Brian Sumadi melalui Facebook BBC Indonesia melayangkan pertanyaan khusus pada Mujica.

“Kenapa bapak harus memakai mobil yang sudah tua, padahal di kebanyakan negara lain para presiden berlomba lomba memakai mobil bermerek canggih hingga ada yang anti-bom?”

Siapa sangka, pertanyaan tersebut ternyata dijawab Mujica. Menurut Mujica dirinya tak membutuhkan mobil canggih karena kemanapun pergi dirinya selalu dilindungi rakyat.

“Saya tidak khawatir tentang itu (keamanan saya) karena saya dilindungi oleh rakyat saya,” jawab Mujica.

Usai lengser dari jabatannya Februari lalu, presiden berjuluk Pepe ini tetap tinggal di rumahnya yang sederhana.

“Saya bisa berjalan bebas di jalan-jalan dan mendapat dukungan banyak orang. Tetapi tentu saja, saya tidak mendapat dukungan dari setiap orang,” tambah Mujica.

Baginya, seorang presiden bisa pergi ke bar dan beli minuman atau kopi dan warga negara seperti yang lainnya juga. “Tidak ada yang lebih dari lainnya,” ujarnya.

Masih dengan sifat rendah hatinya, Mujica mengakui tak hanya dirinya yang bersifat demikian. Ada juga presiden lain yang memilih mengemudikan mobilnya sendiri.

“Bagi kami, tidak ada jarak antara politisi dan rakyat. Dan inilah tradisi, bukan sesuatu yang saya terapkan,” tambahnya. Dibalik itu semua, Mujica berharap bisa mempertahankan gaya republikan di masyarakat Uruguay. Cara ini dianggap yang terbaik baginya.

Sikap seorang Mujica ini tentu adalah cerminan jika dia memang presiden pilihan rakyat, bukan konglomerat, atau bahkan mafia. Bagaimana dengan Jokowi yang melakukan kunjungan ke Papua saja harus dikawal 6.000 personel TNI lengkap dengan 5 helikopter?(rz)