Mantan Kartunis Charlie Hebdo: “Saya Bukan Charlie!”

maurice sinetEramuslim.com – Orangtua bertubuh agak tambun itu dengan tegas mengatakan, “Saya bukan Charlie! Saya bekerja untuk Charlie sebagai kartunis. Pada 2009, Saya membuat karikatur yang menunjukkan anak Sarkozy masuk Yahudi karena alasan keuangan. Charlie meminta saya untuk meminta maaf dan saya menolaknya. Charlie memecat saya karena dianggap telah menghina Yahudi.”

Orangtua itu adalah Maurice Sinet, yang di dunia kartunis lebih dikenal sebagai Sine. Tabloid satiris Charlie Hebdo telah menjadi buah bibir masyarakat dunia pasca penyerangan yang diduga kuat inside job Mossad di Paris beberapa waktu lalu. Paska terjadinya aksi itu, ribuan media propaganda Zionis-Yahudi, cetak maupun elektronik, dengan sangat cepat menggalang satu aksi global, “Je Suis Charlie!”atau “Saya Charlie” sebagai bentuk solidaritas dan simpati atas apa yang dialami Charlie Hebdo. Konyolnya, banyak orang-orang Islam yang ikut latah ikut-ikutan pawai solidaritas terhapa penista Rasul SAW itu.

Maurice Sinet, yang kini telah berusia 80 tahun itu diketahui pernah bekerja untuk Charlie Hebdo. Tak main-main, Sinet alias Sine telah bekerja selama 20 tahun, namun tiba-tiba saja dia dipecat dengan tudingan dia telah melakukan tindakan anti-semit lewat karikatur yang dibuatnya.

Menurut Sinet, Charlie Hebdo dan Barat tidak adil. Charlie Hebdo dan Barat memiliki standar ganda terkait kebebasan berbicara yang diagung-agungkan tersebut.

Dia dipecat pada 2009 lalu lewat karikaturnya yang menggambarkan anak mantan Presiden Prancis Sarkozy. Maurice Sine dituding telah menghasut kebencian rasial untuk kolom yang ia buat pada Juli 2009. Bahkan, kecaman untuk Sine juga datang dari Jyllands-Posten di Denmark yang juga pernah membuat gambar Nabi Muhammad SAW. Media Denmark yang dikenal anti-Islam itu mendesak Sine untuk meminta maaf karena telah melecehkan umat Yahudi.

Charlie Hebdo menerbitkan kartun yang menghina Nabi Muhammad dan Islam serta Yesus dan Kristen, dan menandainya sebagai kebebasan berbicara. Namun, jika menyinggung perasaan umat Yahudi, maka sikap Charlie Hebdo berbeda 180 derajat. Charlie Hebdo juga pernah dituntut sebanyak 12 kali oleh Gereja Katolik karena dianggap melecehkan Yesus dan umat Nasrani. (rz)