Ekspor gandum Australia sendiri mencapai 1,5 miliar dolar AS pada 2018, namun turun menjadi 600 juta dolar AS pada 2019 karena musim kemarau dan diversifikasi pasar. China sendiri adalah eksportir utama bagi Australia.
Kendati begitu, Birmingham mengatakan, saat ini para diplomat tengah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat China.
“Telepon itu harus dikembalikan. Kami terbuka untuk melakukan diskusi itu, bahkan di mana ada masalah sulit untuk didiskusikan kapan saja,” ujar Birmingham.
“Adalah untuk rekan-rekan kami di seluruh dunia untuk memutuskan apakah mereka setuju atau tidak dengan standar dialog dan diskusi terbuka yang sama,” tambahnya.
Ketegangan antara Australia dan China mulai meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Titik gesekan utama pertama muncul ketika Australia melarang perusahaan teknologi raksasa China, Huawei untuk mengambil bagian dalam proyek infrastruktur 5G karena masalah keamanan nasional.
Selanjutnya, ketegangan terjadi saat pandemik Covid-19. Di mana Australia mendesak diadakannya penyelidikan internasional secara independen untuk mencari tahu asal muasal virus corona baru.
Menanggapi seruan Australia, Dutabesar China Cheng Jingye bahkan mebgancam akan menjatuhkan sanksi ekonomi jika pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison terus mendorong diadakannya penyelidikan.
Perseteruan antara Australia dan China yang masuk ke dalam perang dagang terjadi pada pekan lalu. Ketika Beijing menghentikan impor dari empat produsen daging sapi Australia.(rmol)