Sumber-sumber diplomatik, mengungkapkan bahwa rancangan resolusi pada pertemuan negara-negara Arab yang akan diselenggarakan di Kuwait akan mencakup penolakan untuk mengakui entitas Zionis, dan menyerukan Dewan keamanan untuk memikul tanggung jawab terhadap konflik di Suriah.
Sumber tersebut mengatakan bahwa, rancangan resolusi khusus tentang masalah Palestina menekankan pada proses perdamaian yang komprehensif yang tak dipisah-pisahkan, menolak mengakui Israel sebagai negara Yahudi serta menolak segala tekanan terhadap kepemimpinan Palestina dalam hal ini.
Sementara itu, Barakat al-Farra’, Delegasi tetap Palestina unuk Liga Arab, mengatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa pertemuan delegasi ini menyentuh semua aspek perjuangan Palestina, dan menekankan bahwa tidak akan pernah ada pengakuan terhadp negara Yahudi Israel, atau negara Palestina tanpa Yerussalem Timur sebagai ibukotanya.
Ia mencatat bahwa pertemuan tersebut menekankan perlunya mengeluarkan resolusi internasional, Arab dan Muslim, untuk menghentikan tindakan Israel yang tidak bertanggung jawab di Yerussalem.
Menteri-menteri Arab juga akan mengangkat Resolusi tentang krisis Suriah, dan termasuk menyerukan Dewan Keamanan untuk memikul tanggung jawab terkait kebuntuan yang dihadapi pada negosiasi antara delegasi oposisi dan rezim selama pembicaraan Jenewa 2. Sebagaimana menurut Anatolia.
Rancangan resolusi tersebut juga akan meminta kepada Sekjen Liga Arab, Nabil al-‘arabi, untuk melajutkan pembicaraan dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon, dan perwakilan Arab Internasioanal untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, serta berbagai pihak yang terkait dalam rangka mencari keputusan untuk aksi bersama yang mengarah pada penyelesaian krisis Suriah.(hr/im)