Seorang pejabat internal Syiah Hizbullah mengungkapkan krisis keuangan yang melanda kelompok Syiah asal Lebanon, akibat partisipasi mereka dalam perang di Suriah.
Krisis keuangan ini diakibatkan dari penurunan pendapatan partai selama lebih dari setahun akibat partisipasinya dalam perang atas nama rezim Bashar al Assad dan Iran di Suriah.
Kondisi ini juga diungkapkan warga di pinggiran selatan ibukota Beirut (basis HizbullahLebanon), dalam keterangannya mereka mengungkapkan situasi ekonomi yang memburuk dalam satu tahun terakhir.
Selain itu kelompok Syiah Lebanon juga harus menangung biaya hidup sebesar 50 ribu dolar Amerika bagi setiap keluarga yang anggota keluarganya tewas dalam perang melawan kelompok revolusi di Suriah.
Warga Syiah Lebanon menganggap bahwa mereka yang berjuang bersama Hizbullah di Suriah dan meninggal akan lebih dekat dengan Ahlul Bait, tentu ini sebuah pendapat salah yang terjadi dikalangan warga Syiah.
Hizbullah dilaporkan menderita penurunan bantuan resmi dari pemerintah Iran setelah mantan Presiden Ahmadinejad habis masa jabatannya, dan diperparah dengan sanksi yang diterapkan oleh Eropa dan Amerika Serikat.
Sementara itu untuk tetap menopang bisnisnya di luar negeri, Syiah Hizbullah Lebanon bekerja sama dengan sistem keuangan Rusia untuk dapat meyalurkan hasil bisnis yang dikelola Hizbullah dalam bidang real estate di Angola. (Alarabiya/Ram)