Eramuslim.com – Kuwait mengumumkan melarang pemutaran film Barbie demi melindungi “etika publik dan tradisi sosial,” beberapa hari setelah salah satu menteri Lebanon mendesak pelarangan film tersebut karena “mempromosikan homoseksualitas dan transeksualitas.”
Barbie disebut “menyebarkan ide dan keyakinan asing bagi masyarakat Kuwait dan ketertiban umum”, menurut seorang juru bicara Kementerian Informasi Kuwait, dikutip kantor berita resmi KUNA.
Kementerian juga melarang film horor Australia Talk to Me, yang dibintangi artis transgender, dengan alasan yang sama.
Pada Rabu, Menteri Kebudayaan Lebanon Mohammad Mortada mengumumkan bahwa dia telah meminta kementerian dalam negeri Lebanon untuk “mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melarang pemutaran” Barbie di negara tersebut.
Film tersebut “mempromosikan homoseksualitas dan transeksualitas… mendukung penolakan perwalian ayah, meremehkan dan mengolok-olok peran ibu, dan mempertanyakan perlunya pernikahan dan berkeluarga”, ujarnya.
Mengikuti permintaan Mortada, Menteri Dalam Negeri Bassam Mawlawi meminta komite sensor negara, yang berada di bawah kementeriannya dan secara tradisional bertanggung jawab atas keputusan sensor, untuk meninjau film tersebut dan memberikan rekomendasinya.
Film itu dijadwalkan diputar di bioskop-bioskop Lebanon mulai 31 Agustus.
Seruan untuk melarang film Barbie datang di tengah meningkatnya kampanye anti-LGBT di Lebanon, yang dipelopori oleh kelompok bersenjata Syiah Hizbullah.
Dalam pidatonya bulan lalu, Hassan Nasrallah, kepala Hizbullah, meminta otoritas Lebanon untuk mengambil tindakan terhadap materi yang dia anggap mempromosikan homoseksualitas, termasuk dengan “melarang” mereka. Dia mengatakan homoseksualitas menimbulkan “bahaya yang akan segera terjadi” ke Lebanon dan harus “dihadapi”.
Dalam kasus perbuatan homoseksual, Nasrallah mengatakan “dari pertama kali, meskipun dia belum menikah, dia dibunuh”.
Barbie, yang dibintangi oleh Margot Robbie dan Ryan Gosling sebagai Barbie dan Ken, secara luas didukung oleh komunitas LGBTQ di seluruh dunia, meskipun film tersebut tidak memuat secara terang-terangan mendukung hubungan sesama jenis atau tema queer.
(Hidayatullah)