Apakah ini sebuah kebetulan atau kah realita yang unik untuk dikaji? Meskipun saya tidak ingin terlalu berspekulasi dengan angka bilangan 20 dan angka 100 tersebut, namun cukuplah menurut saya kedua angka itu bisa menjadi kajian yang menarik dalam kajian ilmu semiotika dalam hal kaitannya dengan fenomena kemunculan bencana wabah penyakit dalam kurun setiap satu abad.
Jika kita mengatakan peristiwa itu hanyalah kebetulan saja, bisakah 4 peristiwa fenomena besar di dunia terjadi secara berurutan dan secara teratur di setiap 100 setahun? Allahu A’lam.
Jauh sebelum itu, Syeikh Ibrahim Salweqieh yang hidup di tahun 462 Hijriyah atau kurang lebih 1.000 tahun yang lalu, ternyata telah memprediksikan terjadinya fenomena wabah mematikan ini di dalam karyanya yang berjudul: “Akhbar az-Zaman”. Pada halaman 365 beliau menuliskan:
وتفشى مرض الزمان. منع الحجيج. واختفى الضجيج. واجتاح الجراد. وتعب العباد. ومات ملك الروم. من مرضه الزؤوم. وخاف الأخ من اخيه. وصر تم كما اليهود في التيه. وكسدت الاسواق. وارتفعت الاثمان. فارتقبوا شهر مارس. زلزال يهد الاساس. يموت ثلث الناس. ويشيب الطفل منه الراس.
“Dan tersebarlah wabah sejagat. Jamaah haji dilarang memasuki Haramain. Kondisi menjadi sepi. Keadaan menjadi gonjang ganjing. Terjadi serangan belalang.
Ahli ibadah menjadi malas dan lesu (sebagai dampak dari dihentikan aktivitas keagamaan, seperti ibadah umrah, salat Jumat atau majelis pengajian). Matinya pemimpin dunia.
Banyak orang yang takut terinfeksi serangan virus. Saudara menaruh prasangka curiga kepada saudaranya sendiri (dugaan terjangkit virus). Umat menjadi bingung dan merana seperti kaum Nabi Musa yang merana di padang gurun pasir Tieh (yang tandus dan tanpa makanan). Pasar sepi (perekonomian anjlok). Harga berlomba mahal. Maka waspadalah!
Dimulai dari bulan Maret. Adanya gempa yang meluluhlantakkan pondasi. Sepertiga umat manusia akan mati. Anak-anak banyak yang rambutnya memutih.”
Semua fenomena yang disebutkan di atas, persis seperti apa yang terjadi hari ini. Sekarang mari kita analisis sebagaimana yang telah diprediksikan oleh Syeikh Ibrahim Salwaqieh.
1. Terjadi di Bulan Maret.
Virus Corona sebagaimana diketahui bahwa korbannya banyak meninggal dunia pertama kalinya di Wuhan, China pada awal tahun 2020. Virus Corona ini dengan cepat menyebar luas di China, hingga negara-negara tetangga Jepang dan beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura, Italia, Iran hingga Indonesia di bulan Maret 2020 ini.
2. Jamaah Haji/Umrah Dilarang.
Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi juga telah mengambil kebijakan “Lock Down” yang sangat mencengangkan dengan menutup sementara beberapa negara di dunia termasuk Indonesia yang dilarang memasuki Arab Saudi untuk aktivitas umrah demi menseterilkan kondisi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Haramaian.
3. Ahli Ibadah Menjadi Lesu dan Malas.
Apa yang menjadi dampak kekhawatiran Covid-19 ini, ada banyak negara yang mengimbau warganya untuk tidak melakukan aktivitas publik, seperti Salat Jumat atau menutup kegiatan majelis-majelis pengajian. Hal ini juga terjadi di Tanah Air kita, dimana para dai menutup kegiatan pengajiannya demi menghindari penyebaran virus Covid-19 tersebut.