Ketika presiden terpilih yang pertama di Mesir, Mohamed Mursi, mengangkat Jenderal Abdul Fattah-el-Sisi sebagai menteri pertahanan sekitar hampir setahun yang lalu, dan Mursi menyapu habis para jenderal senior, saat itu banyak yang melihatnya sebagai kemenangan bagi presiden dari kalangan Islam itu , dalam umur demokrasi yang masih berusia muda di Mesir.
Mursi telah mengambil alih kekuasaan yang luas dari pada para petinggi militer, dan saat itu Jenderal Sisi, sangat terlihat dikenal saleh, dan tampaknya memiliki hubungan yang dekat dengan presiden Mursi, bahkan Sisi pernah mengirimkan Presiden Mursi pernyataan pujian. “Para serdadu dari angkatan bersenjata Mesir menegaskan kepada mulia (Mursi) kesetiaan mutlak mereka kepada Mesir dan rakyatnya, dan kami berdiri di belakang kepemimpinan Mursi sebagai penjaga tanggung jawab patriotik.”
Tetapi kini, Mursi telah menjadi tawanan militer dibawah kepemimpinan Sisi yang pernah memujinya , dan Mursi digulingkan pula oleh Sisi pada 3 Juli dengan alasan protes massa sekuler terhadap kekuasaan presiden. Kejadian ini menjadikan dualisme persepsi yang mencercanya dari kalangan Islam yang menjadikan dirinya sebagai penghianat , dan di pihak lainnya ia meraih pujian dari kalangan sekuler dengan menyebutnya sebagai pelindung keamanan Mesir yang mengendarai gelombang nasionalisme dan sentimen pro-militer yang telah menyebabkan para penggemarnya memuja untuk menyamakan dirinya dengan mantan Presiden Gamal Abdel Nasser.
Jenderal lulusan didikan Amerika-yang sudah terlatih , dihadapkan tantangan demonstrasi protes oleh Ikhwanul Muslimin yang berkepanjangan, menciptakan kembali gambaran pembunuhan atas demonstran oleh dinas keamanan sejak pemberontakan 2011 arab spring.
Faktanya Ikhwan telah memenangkan dukungan yang lebih luas daripada sepak terjang Jenderal Sisi setelah kudeta Presiden Mursi, dan simpati atas kematian sejumlah pengunjuk rasa. Sementara kalangan Ikhwan terus melanjutkan demonstrasi mereka di seluruh negeri, sedangkan Jenderal Sisi sejauh ini hanya berhasil membangkitkan dukungan dari pihak sekuler, Kristen dan kiri untuk menghasilkan mandat untuk tindakan keras bahkan lebih keras terhadap Ikhwan.
“Militer berdiri netral di atas semua faksi,” kata Jenderal Sisi Mesir dalam sebuah pidato baru-baru ini, dan ia mengatakan bahwa pemilu mendatang akan diawasi “oleh seluruh dunia.” Tapi dalam pidato yang bersamaan waktunya , ia meminta jutaan orang untuk turun ke jalan untuk berikan mandat padanya, untuk melawan “kekerasan dan terorisme,” sebuah julukan untuk Ikhwan.
Bersambung…