Serial pertama Harry Potter, The Philosopher Stone’s (dalam versi yang terbit di Amerika diubah menjadi The Sorcerer Stone’s), mendulang sukses yang luar biasa. Jutaan anak-anak langsung terpikat dengan dunia sihir Harry Potter yang dianggap ajaib. Anak-anak tentu cepat takjub dengan hal-hal yang bisa dengan seketika seperti halnya “magic”. Namun tanpa disadari, jutaan anak-anak lewat novel tersebut menjadi begitu dekat dengan dunia sihir yang sebenarnya dalam pandangan agama apa pun dianggap mewakili “Kuasa Kegelapan” atau “Ajaran Iblis”. Tidak ada sihir putih atau sihir hitam, seperti yang JK. Rowling tulis dan katakan dalam berbagai wawancaranya.
Serial pertama dengan cepat disusul oleh serial-serial berikutnya hingga yang terakhir, Harry Potter and The Deathly Gallows. Berikut adalah serial Harry Potter lengkapnya:
- Harry Potter and The Sorcerers Stone
- Harry Potter and the Chamber of Secrets
- Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
- Harry Potter and the Goblet of Fire
- Harry Potter and The Order of the Phoenix
- Harry Potter and the Half-Blood Prince
- Harry Potter and the Deathly Gallows
Harry Potter dan Madame Blavatsky
Bukti lain yang sangat jelas dan tak terbantahkan adalah dipakainya nama salah seorang tokoh dunia Freemasonry, pendiri gerakan Theosofie Internasional, yakni Madame Blavatsky. Dalam serial Harry Potternya, JK. Rowling memberi nama seorang pengarang perempuan yang menulis buku pelajaran ramalan yang dipakai murid-murid sekolah sihir Hogwarts, berjudul “Menyingkap Kabut Masa Depan”, dengan nama Cassandra Vablastky. Siapa sebenarnya orang ini?
JK. Rowling lagi-lagi menggunakan anagram, bentuk penyandian kegemaran Templar dan Mason, dengan menuliskan “Vablatsky” untuk nama Blavatsky.
Madame Blavatsky sangat dekat dengan sejarah Freemasonry di Indonesia. Perempuan Yahudi Rusia bertubuh cebol dengan tatapan mata yang seperti burung hantu ini di zaman penjajahan Belanda memiliki sebuah kediaman dengan tanah yang cukup luas di pusat Jakarta, tepatnya di seberang Gedung Bank Indonesia sekarang. Sekarang, tanah tempat rumah Blavatsky dipakai untuk membangun gedung Depertemen Pos dan Telekomunikasi di Jalan Medan Merdeka Timur. Dahulu, ruas jalan ini sering di sebut Blavatsky Weg atau Jalan Blavatsky. Blavatsky inilah Mbah-nya ajaran pluralisme yang sekarang digembar-gemboran kaum Liberal, apakah itu yang bernama Jaringan Islam Liberal (JIL) maupun para pendukung Liberalis lainnya.
Harry Potter dan Mesir Kuno
Bukti lainnya yang tidak bisa dibantah adalah keterkaitan asal-muasal sihir Harry Potter dengan Mesir Kuno, tempat di mana Kabbalah sebagai ilmu sihir Mesir Kuno yang melahirkan berbagai kelompok okultis berasal.
Dalam serial Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, diceritakan ketika keluarga Ron Weasley berlibur ke Mesir, Hermione mengaku jika dirinya begitu takjub dengan para penyihir Mesir yang dianggapnya sebagai sumber segala sumber ilmu sihir dunia. Apa yang ditulis JK. Rowling ini merupakan petunjuk kuat jika Dunia Sihir Harry Potter memang berasal dari sihir Mesir Kuno. Dan para ahli sejarah tidak ada yang membantah jika ilmu sihir Mesir kuno memiliki satu istilah: KABBALAH.
Kabbalah ini sampai sekarang masih eksis. Bahkan banyak selebritis Hollywood merupakan anggota dari Kabbalah Center of Los Angeles. Madonna merupakan ikon Kabbalah Hollywood. Dan sepertinya bukan kebetulan jika JK. Rowling memilih Daniel Radclife sebagai pemeran Harry Potter, di mana Radclife merupakan seorang anak Yahudi Inggris.
Sihir dan Islam
Harry Potter jelas telah menegaskan kepada jutaan anak-anak dunia jika sihir itu ada yang baik (White Magic) dan ada yang jahat (Black Magic). Ini merupakan salah satu racun yang dibenamkan JK. Rowling kepada jutaan anak-anak dunia dengan cara yang sangat halus dan lihai. Islam telah dengan sangat jelas menegaskan jika sihir itu merupakan bentuk kekufuran dan tentu saja dilarang keras.
Allah Swt telah berfirman dalam kitabullah: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu jangnalah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (al-Baqarah: 102)
Dari ayat itu bisa disimpulkan jika mengajarkan sihir adalah bentuk kekufuran, mempelajari sihir juga termasuk kekufuran dan dari bagian kedua disebutkan bahwa sihir itu adalah ujian.
Dalam hadits shahih Bukhary-Muslim, Rasulullah Saw bersabda, “Jauhilah tujuh perkara yang akan membinasakan.” Para shahabat bertanya: “Apa itu?” Beliau bersabda: “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa tanpa alasan yang haq, makan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh orang-orang yang beriman yang menjaga diri dari lalai.”
Dalam riwayat Tirmidzi, Jundub bin Ka’ab AsSa’di meriwayatkan dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa dalam hukum Islam hukuman dari pelaku sihir adalah dipenggal dengan pedang. Tentu saja, hal ini hanya boleh dilakukan oleh suatu pemerintahan Muslim, bukan suatu kewajiban individuil.
Sikap Kita
Serial Harry Potter jelas mengajarkan sihir. Bahkan para peneliti Barat sendiri menyatakan jika Harry Potter merupakan Handbook of Occult, Buku Pegangan Okultisme. Sebelum para ulama meributkan Harry Potter, para pendeta di banyak gereja di Barat, juga di kalangan pendidiknya, telah menyatakan jika serial fiksi ini memang mengandung suatu muatan yang berbahaya bagi anak-anak.
Nah, bagi mereka yang sudah kadung kagum dan menyukai serial Harry Potter, hendaknya mengetahui hal ini semua agar kita bisa membaca secara kritis, bukan mentah-mentah memasukkan semua hal yang ada di dalam serial tersebut tanpa memamahnya terlebih dahulu. Apalagi jika kita ikut-ikutan bermain seperti para karakter yang ada di dalam serial tersebut.
Di sisi lain, hal ini juga merupakan tantangan tersendiri bagi para penulis dan sineas Muslim dan yang perduli terhadap hiburan yang sehat bagi anak-anak, untuk bisa berkarya dengan baik sehingga anak-anak seluruh dunia bisa memperoleh hiburan yang bermanfaat namun benar-benar menyenangkan.
Dan bagaimana dengan Anda semua? Semuanya kini berpulang kepada diri kita masing-masing. You Decide! (Tamat/ridyasmara)