Belanda yang melihat kegelisahan para tuan tanah china segera menyikapi, maka diutuslah Schout Van Hinne untuk mengatasi perlawanan Pitung. Belanda juga kemudian merekrut Marsose yang merupakan Tentara Bayaran yang didatangkan dari beberapa daerah bangsa sendiri untuk menghadapi Pitung. Mendengar hal ini Para Pendekar Pitung yang dimotori oleh Radin Muhammad Ali dan Radin Muhammad Roji’ih justru semakin menghebat perlawanannya. Perlawanan tidak melulu melalui fisik, beberapa tulisan juga mereka lakukan dengan mengirimkan surat peringatan keras kepada mereka yang selama ini pro kepada Penjajah.
Gerakan Pitung semakin membuat marah pemerintah Belanda karena dalam beberapa tahun sulit untuk ditangani Schout Hinne. Hal ini bahkan telah juga membuat marah Snouck Horgronje yang merupakan penasihat Kerajaan Belanda. Snouck jengkel karena Hinne tidak mampu mengatasi Pitung. Oleh karena itu sekali lagi Belanda akhirnya membuat strategi pecah belah dengan menggunakan Marsose untuk mengejar habis para pejuang Islam ini. Belanda juga memanfaatkan pribumi lemah iman untuk membocorkan keberadaan Pitung. Para centeng-centeng bayaran direkrut dan difasilitasi. candu-candu disebar agar para anjing-anjing kompeni itu bisa berbuat anarkis dalam aksinya. Tindakan penjajah ini tentu sangat membuat senang tuan tanah china yang ada di Betawi, tidak segan-segan mereka itu mengeluarkan uang kepada Belanda agar penjajah ini segera bisa menangkap Pitung.