Yang perlu mendapatkan catatan, ulama Wahabi dalam banyak hal punya semacam hak veto terhadap berbagai keputusan pemerintah. Hal itulah yang acap memaksa para raja Saudi mengikuti kemauan mereka, termasuk ketika Raja Fahd bin Abdulaziz (berkuasa 1982-2005) membuka kantor kebudayaan dan pendidikan di lebih dari 70 Kedubes Saudi di berbagai negara.
Mereka juga mengangkat atase agama untuk mengawasi pembangunan masjid yang didanai Saudi. Berbagai pihak menuduh apa yang dilakukan Saudi itu sebagai ekspor paham Wahabi ke dunia luar.
Saudi sendiri pada akhirnya juga terkena getah dari kelompok garis keras. Atas provokasi ulama Wahabi, banyak warga Saudi yang menjadi pengikut Alqaidah bentukan Usamah bin Ladin. Puncaknya ketika terjadi serangan teror terhadap Gedung World Trade Center di New York pada 11 September 2001, yang menewaskan lebih dari 3.000 orang.
Dari hasil investigasi diketahui 19 pelaku serangan sebagian besar adalah warga Saudi. Saudi sendiri dalam beberapa tahun terakhir juga terkena serangan teror di berbagai tempat.
Abdullah bin Abdulaziz yang menjadi raja Saudi setelah empat tahun Serangan 11/9/2001 tampaknya paham betul bahaya dari pengaruh ulama Wahabi garis keras. Ia pun mengambil keputusan berani merombak Haiatu Kibarul Ulama, sebuah lembaga tertinggi ulama di Saudi, dengan memasukkan anggota-anggota baru yang mewakili empat mazhab, bukan hanya dari ulama Wahabi.