Pimpinan gerakan Islam di Palestina di tahun 1948, Raid Shalah, dan Uskup Attallah Hanna dari Gereja Ortodoks Palestina mengingatkan bahwa Zionis-Israel terus-menerus berusaha dengan intensif untuk mengikis habis identitas Arab dan Islam dari kota Al-Aqsha. Ini disampaikan mereka berdua saat member kata sambutan pada pembukaan Al-Quds International Forum di Istanbul-Turki (15/11).
Baik Shalah dan Hanna menekankan bahwa segala pernyataan dan diskusi saja tidak akan cukup untuk mengubah apa yang tengah terjadi di Palestina. Yang sangat diperlukan adalah aksi nyata dari semua kekuatan kemanusiaan di dunia untuk melindungi kota tersebut dari kelakuan Zionis-Israel yang sama sekali tidak bisa dibenarkan. Shalah, tokoh yang awal menemukan terowongan-terowongan yang dibangun Zionis-Israel di bawah pondasi Al-Aqsha mengatakan, “Kami merindukan, sangat merindukan, acara Konferensi Al-Aqsha Internasional ini bisa diselenggarakan di kota Al-Quds sendiri, bukan di Istanbul, Beirut, Kairo, atau Teheran. Tetapi di Al-Quds!”
Uskup Attallah Hanna mengatakan, “Pemeluk Nasrani di Palestina merupakan bagian integral dari rakyat Palestina dan juga bangsa Arab. Nasrani di palestina bukan sebuah sekte tersendiri yang terpisah, tetapi satu bangsa Palestina yang juga sama-sama berjuang memerangi Zionisme untuk membebaskan kota Al-Aqsha dari cengkereman Zionis-Israel. ”
"Saat kita bertemu dan berbicara di sini, dalam saat bersamaan, Zionis-israel terus-menerus melakukan penggalian dan pengikisan pondasi-pondasi kota Al-Quds. Israel terus-menerus ingin melenyapkan kota yang sangat bersejarah tersebut bagi kita semua. Kita adalah penjaga dati Al-Aqsha dan Gereja Kebangkitan yang berdiri di Palestina, tanah air kita!” tegas Hanna.
Dalam sambutannya, Raid Shalah mengusulkan agar forum dunia ini bisa membentuk satu gerakan bersama berbentuk yayasan atau apa pun namanya, yang bekerja secara gigih dan bersungguh-sungguh, guna melindungi serta menjaga Al-Quds dari upaya Yudaisasi Al-Quds.
Raid Shalah juga menyinggung nasib 1, 5 juta rakyat Palestina di Jalur Gaza yang saat ini dalam kondisi yang sangat menyedihkan. “Di sini, saat kita membicarakan masalah Al-Quds, kita hendaknya juga jangan melupakan nasib saudara-saudara kita, 1, 5 juta rakyat Palestina di Jalur Gaza, yang sekarang ini tengah berada dalam kondisi hidup dan mati. Dari Turki ini, saya serukan kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas dan PM Ismail Haniyah agar melakukan perdamaian. Ini adalah waktu yang tepat untuk membuka dialog antara sesame bangsa Palestina. Ini jauh lebih penting daripada negosiasi antara Palestina dengan Amerika atau Palestina dengan Zionis-Israel!”
“Al-Quds mempersatukan Muslim dan kaum Nasrani. Al-Quds mempersatukan seluruh rakyat Palestina. Kami menyerukan dengan sangat kepada saudara-saudara kami dari segala suku bangsa dan agama untuk bersama-sama bekerja keras membebaskan kota suci tersebut dari penjajahan Zionis-Israel. Membebaskan Masjid Al-Quds dan juga membebaskan Gereja Kebangkitan, dari penjajahan Israel!” Seru Hanna.(Rizki/al-quds forum)