“Penghitungan ulang suara bisa dilakukan jika margin kemenangan tidak lebih dari 0,5 persen. Tetapi kesenjangan saat ini di sebagian besar negara bagian lebih besar dari itu. Ini berarti Trump hanya dapat mengajukan gugatan terhadap hasil tersebut jika dia memiliki bukti malpraktek yang memadai dalam pengumpulan suara,” kata Lu.
Jika Trump kalah, masih belum pasti apakah dia akan bersedia menyerahkan kekuasaan secara damai. Pakar China khawatir AS akan terperosok ke dalam krisis politik dan bahkan konstitusional.
“Trump akan menggunakan alasan apa pun untuk menolak hasil pemilihan, yang bisa berakhir dengan gugatan yang berlarut-larut,” kata Xin dari Universitas Fudan pada hari Kamis (5/11).
Xin yakin, konflik antara pendukung Republik dan Demokrat tidak akan terhindarkan.
“Tidak peduli berapa banyak suara yang akhirnya didapat Trump, jika dia kalah, pendukungnya tidak akan mudah menerimanya. Kerusuhan atau kekacauan sosial tidak bisa dihindari,” katanya.
Para ahli memperkirakan bahwa perpecahan telah menjadi norma di AS sejak 2008, perbedaan antara kelompok yang berbeda akan berubah menjadi permusuhan, dan Biden akan menghadapi kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam menangani AS yang terpecah jika dia terpilih.
“Pandemi Covid-19 akan menjadi hal pertama yang harus ditangani Biden. Perekonomian sedang menunggu untuk pulih, dan konflik etnis yang mengakar perlu diselesaikan,” kata Lu.
Pengamat China mengatakan, tantangan lain bagi Demokrat adalah bahwa Demokrat sayap kiri dan pro-kemapanan yang bersatu untuk mengalahkan Trump akan berpisah dan berjuang untuk kekuatan politik di dalam Kongres. (RMOL)