Di banding dengan bulan-bulan sebelumnya di tahun 2010 ini, Oktober bisa dibilang menduduki rangking teratas dalam banyaknya bencana di negeri ini. Ratusan nyawa melayang, ratusan milyar uang harus menggantikan kerugian yang ditimbulkan bencana-bencana tersebut.
Diawali pada tanggal 2 Oktober, Sabtu dini hari, terjadi tabrakan kereta di kawasan Pemalang. Kereta Argo Bromo Anggrek bertabrakan dengan kereta Senja Utama. Sekitar 27 orang tewas dan puluhan lain luka-luka. Belum lagi kerugian materi yang tidak sedikit dalam kecelakaan ini.
Tiga hari setelah tabrakan kereta, pada hari Senin, tanggal 4 Oktober, bencana banjir bandang melibas kota Wasior. Sebuah kota yang mayoritas penduduknya pendatang ini nyaris rata dengan tanah disapu gulungan banjir yang menyertakan bebatuan besar dan pepohonan yang tumbang.
Sekitar 147 orang tewas dan 123 lainnya hilang. Kerugian material hancurnya infrastruktur di Wasior ditaksir sekitar 280 milyar rupiah.
Belum lagi usai kritikan publik terhadap lambannya bantuan pemerintah di Wasior, gunung Merapi di Yogyakarta mulai menggelisahkan ribuan warga di sekitar gunung. Padahal, baru empat tahun lalu gunung ini meletus.
Benar saja, pada kemarin sore, pukul 17.05 waktu setempat, Gunung Merapi memuntahkan pasir dan awan panas. Sekitar 25 orang dikabarkan tewas. Korban tewas kebanyakan ditemukan di sekitar rumah Mbah Maridjan yang juga dikabarkan tewas di dapurnya.
Hingga kini, status Gunung Merapi masih belum menentu. Tidak tertutup kemungkinan letusan akan terjadi lagi.
Sekitar 20 jam sebelum Gunung Merapi memuntahkan awan panas, pada Senin malam gempa berskala 7,2 skala richter mengguncang wilayah kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Kondisi hujan yang membuat warga berada dalam rumah, menjadikan korban gempa ini dikabarkan lebih dari seratus orang. Sekitar 128 orang dikabarkan meninggal dunia dan lebih dari 500 orang dikabarkan masih hilang. Selain gempa, bencana ini juga disertai tsunami setinggi 3 meter.
Pada hari yang sama, Senin tanggal 25 Oktober, bencana macet total luar biasa lalu lintas terjadi di hampir seluruh kawasan di Jakarta. Hujan deras yang mengguyur Jakarta selama lebih dari 3 jam, menjadikan jalan-jalan di ibukota seperti aliran sungai baru. Entah berapa kerugian materi dalam bencana ini. Tercatat, satu mahasiswi tewas terseret banji di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.
Jika ingin sederet bencana yang saling sambung menyambung ini dijadikan hikmah. Maka, sudah saatnya bangsa ini bertaubat terhadap segala kejahatan yang sudah menjadi hal biasa. Di antaranya adalah budaya korupsi dan klenik yang begitu kuat membudaya di kalangan pemimpin negeri ini.
Semasa kepemimpinan Presiden SBY yang dilantik pada bulan Oktober untuk yang kedua kalinya pada tahun lalu, sejumlah bencana ekstrim yang tergolong besar di ukuran dunia kerap terjadi di negeri ini. Dan bencana yang paling besar dan belum pernah terjadi di negeri ini sebelumnya adalah bencana tsunami Aceh, yang terjadi dua bulan setelah SBY dilantik sebagai presiden. Mnh/berbagai sumber