YINON PLAN: Pecah Belah Dunia Arab oleh Zionis, Bagaimana Indonesia? (Bag.1)

Serangkaian demonstrasi terjadi di Amerika Serikat, dimulai pada 14 Februari 2011 dan berlanjut hingga 12 Maret 2011, yang melibatkan puluhan ribu demonstran termasuk anggota serikat pekerja, mahasiswa, dan warga negara lainnya. Tujuan utama protes berkaitan dengan undang-undang perundingan bersama dan berlangsung terutama di sekitar Wisconsin State Capitol, yang terletak di Madison, Wisconsin, dengan protes yang lebih kecil di kota-kota Milwaukee dan Green Bay, di berbagai kampus universitas termasuk Universitas Wisconsin- Madison dan University of Wisconsin – Milwaukee, dan menyebar ke ibukota negara bagian AS lainnya, Columbus, Ohio.

https://www.eramuslim.com/framework/media/2019/07/640px-2011_Wisconsin_Budget_Protests_1_JO.jpg

Ribuan orang berkumpul di luar gedung Capitol Wisconsin untuk memprotes tagihan Gubernur Walker. Pertemuan itu diperkirakan mencapai 70.000 hingga 100.000 orang.

Serangkaian demonstrasi yang terjadi di Amerika Serikat dianggap terinspirasi oleh Revolusi Mesir 2011 dalam rentetan Arab Spring oleh ketua Komite Anggaran Amerika Serikat tentang Anggaran, Paul Ryan dan resesi akhir tahun 2000-an.

Sementara sensor oleh pemerintah dan dilakukannya tindakan pencegahan akibat efek Arab Spring ini terjadi di Ethiopia, Equatorial Guinea, Eritrea, Kazakhstan, Nigeria, Turkmenistan, dan Uzbekistan.

Sementara dampak politik akibat Arab Spring justru terjadi di Perancis yaitu: Menteri Luar Negeri Prancis Michele Alliot-Marie mengundurkan diri, Israel: pemerintah Israel memerintahkan penyelidikan atas kegagalan intelijen karena ketika protes di Mesir dimulai, Kepala Intelejen IDF Aviv Kochavi menyatakan pemerintah Mesir tidak dalam bahaya runtuh.

Sedangkan dampak politik akibat Arab Spring di Inggris Raya: Howard Davies dari London School of Economics mengundurkan diri karena dukungan moneter lembaga tersebut dari Libya, dan di Amerika Serikat: Presiden Barack Obama, Sekretaris Pertahanan Robert Gates, Direktur CIA Leon Panetta, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, dan pejabat tinggi lainnya serta lembaga pemerintah terkejut atas pemberontakan-pemberontakan tersebut, dan dituduh memimpin kegagalan intelijen besar-besaran.

Dampak the Arab Spring.

Argumentasi Makalah “Yinon Plan”

Yinon berpendapat bahwa dunia sedang menyaksikan zaman baru dalam sejarah tanpa preseden (hal yang telah terjadi lebih dahulu dan dapat dipakai sebagai contoh), yang membutuhkan pengembangan perspektif baru dan strategi operasional untuk mengimplementasikannya. Fondasi rasionalis dan humanis dari peradaban Barat berada dalam kondisi runtuh. (11)

Blok Barat hancur sebelum serangan gabungan Uni Soviet dan banyak Negara Dunia Ketiga, sebuah fenomena yang ia yakini disertai dengan meningkatnya anti-Semitisme, yang semuanya berarti bahwa Israel akan menjadi tempat perlindungan terakhir bagi orang Yahudi untuk berlindung. (12)