Banyak unjuk rasa ditanggapi keras oleh pihak berwajib, serta milisi dan pengunjuk rasa pro-pemerintah. Slogan pengunjuk rasa di dunia Arab yaitu “Ash-sha`b yurid isqat an-nizam” atau “Rakyat ingin menumbangkan rezim ini”.
Dalam berita tersebut, media sosial telah digembar-gemborkan sebagai kekuatan pendorong di belakang penyebaran revolusi yang cepat bagai kanker di Timur Tengah bahkan di seluruh dunia, ketika protes baru muncul sebagai tanggapan terhadap kisah sukses yang dibagikan dari yang terjadi di negara lain.
Dari Timur Tengah, efek Arab Spring kemudian mendunia, seperti terjadi di benua Afrika yaitu di Djibouti, Ivory Coast, Gabon, Malawi, Mali, Mozambique, Uganda, dan Zimbabwe. Protes terhadap pemerintah juga terjadi di benua Eropa seperti di Bosnia dan Herzegovina, Yunani, Russia, Spanyol, Turki, Ukraina bahkan di Inggris Raya.
Sementara di benua Asia yang terkena dampaknya terjadi di Armenia, Azerbaijan, China, Tibet, Kurdistan di Irak, Iran, Malaysia, Maldives, Myanmar, Korea Utara dan Vietnam bahkan Israel.
Protes di Israel disebut sebagai “Protes Perumahan Israel 2011”, adalah serangkaian demonstrasi jalanan yang sedang berlangsung di seluruh Israel mulai 14 Juli 2011 dan seterusnya, dan mereka telah menyertakan demonstrasi terbesar yang pernah terlihat di negara itu, yang terjadi pada 3 September 2011 dan memiliki 460.000 pemrotes di seluruh negeri, termasuk 300.000 pemrotes di Tel Aviv saja.
“Protes Perumahan Israel 2011” dimulai setelah sekelompok warga Israel protes di Facebook dan memimpin ratusan orang untuk berkemah di tenda di pusat Tel Aviv di Rothschild Boulevard. gerakan segera mendapatkan momentum dan memulai wacana publik di Israel mengenai tingginya biaya perumahan dan biaya hidup. Protes cepat menyebar ke banyak kota lain di Israel ketika ribuan demonstran Israel mulai berkemah di tenda-tenda di tengah jalan-jalan pusat sebagai sarana untuk para pengunjuk rasa merasa keberatan dengan kenaikan harga perumahan di Israel, dan terutama di kota-kota besar negara itu.
Setelah dilakukan penelitian media dan ilmiah bahwa protes tersebut telah diilhami oleh Arab Spring yang sedang berlangsung, namun protes di Israel umumnya non-kekerasan.
Di benua Amerika juga tak ketinggalan tersulut efek Arab Spring, seperti di Argentina, Bolivia, Brazil, Ekuador, Mexico, dan Amerika Serikat, bahkan hingga ke negara kepulauan di Pasifik, yaitu Fiji.