Dalam versi ini, di dalam penjara Santo Valentinus jatuh hari pada anak seorang sipir. Cintanya mendapat sambutan hangat. Anak gadis sang sipir atau penjaga penjara ini pun jatuh hati padanya. Sang gadis sering mengunjungi Valentinus hingga kekasihnya dihukum mati.
Cerita ini menjadi salah satu mitos yang paling dikenang hingga pada 14 Februari 496 M, Paus Gelasius meresmikan hari itu sebagai hari untuk memperingati Santo Valentinus (The World Book Encyclopedia 1998). Walau demikian, Paus Gelasius sendiri mengakui bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui secara pasti mengenai martir-martir ini. Walau demikian, Gelasius II tetap menyatakan tanggal 14 Februari tiap tahun sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus. Ada yang mengatakan, Paus Gelasius II sengaja menetapkan hal ini untuk menandingi hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Hari Valentine yang oleh Paus Gelasisu II dimasukkan dalam kalender perayaan Gereja, pada tahun 1969 dihapus dari kalender gereja dan dinyatakan sama sekali tidak memiliki asal-muasal yang jelas. Sebab itu Gereja melarang Valentine’s Day dirayakan oleh umatnya. Walau demikian, larangan ini tidak ampuh dan V-Day masih saja diperingati oleh banyak orang di dunia. (Selengkapnya Baca: Eramuslim Digest Edisi 5: The Dark Valentines, Ritual Setan yang Sekarang Dipuja)