Akibat manuver BNN itu, SCC akhirnya menyerah, dan memberikan akreditasi untuk BNN. Maka sejak itu, kantor berita milik Bloomberg diakui sebagai salah satu sumber berita nasional Amerika.
Bisa jadi keberhasilan bisnis Bloomberg karena bergerak di ranah informasi seperti kebehasilannya membangun European Bloomberg Information, sehingga Mike Bloomberg memiliki insting bisnis yang sangat tajam dan mental yang berani, karena menguasai jantungnya sumber informasi dalam membaca peluang atau trend perubahan.
Bloomberg dikenal mampu memahami momentum perubahan yang terjadi dan mampu memilih sasaran strategis yang bisa membawanya menuju posisi yang menguntungkan.
Namun, apakah prestasi akademis Mike Bloomberg tergolong cemerlang? Ternyata tidak juga. Pria kelanhiran Brighton, Massachusetts, 14 Februari 1942 ini, memang tercatat sebagai mahasiswa di John Hopkins University, berkuliah pada fakultas teknik kelistrikan. Namun semasa mahasiswa, lebih tertarik aktif di lingkungan sosial kampus daripada konsentrasi di bidang akademis.
Alhasil, begitu lulus, nilainya ya sedang-sedang saja. Namun demikian, sempat meneruskan ke Harvard, mendalami bidang administrasi bisnis dan menggondol gelar MBA.
Begitu lulus, atas saran teman dekatnya, Mike bergabung dengan Salomon Brothers. Maka mulailah Mike kerja di bidang administrasi dengan gaji 9 ribu dolar AS. Namun bagi Mike yang lulusan Harvard Business School, gaji segitu sebenarnya mengenaskan. Tapi hikmahnya dari kerja di Salomon Brothers itu, dia jadi paham seluk beluk perdagangan saham. Dan kelak, dia justru mampu melihat celah dan peluang bisnis untuk mengembangkan sisi lain yang belum tergarap dalam bisnis investasi dan keuangan.
Sejak ditempatkan di bidang admistrasi yang bikin Mike merasa jenuh, namun untunglah Bloomberg sempat dialih tugaskan ke bargai divisi berbeda, mulai dari pembelian dan penjualan, sehingga bisa berkesempatan berada di lantai bursa bagian utilitas. Tugasnya melakukan pemutakhiran posisi inventory yang diperdagangkan. Selain itu, dialihtugaskan ke bagian ekuitas, sehingga paham seluk-beluk perdagangan efek. Sebuah impian Amerika ketika uang dalam jumlah besar bisa dihasilkan dalam hitungan menit hanya dengan memperdagangkan surat surat saham.
Namun pemantik jalan takdir Bloomberg menemukan jatidirinya sebagai pebisnis ulung sekaligus punya ciri khas, ketika Salomon Brothers merombak susunan Dewan Direksi, yang berujung pemindahan Bloomberg ke bagian sistem informasi.
Di pos barunya ini, Bloomberg bertanggung-jawab atas gugus tugas sistem infoirmasi yang mengelola seluruh catatan aktivitas perusahaan dan menyediakan perangkat analisis yang diperlukan bagi pedagang saham dan personel pemasaran.
Tanpa Bloomberg sadari, pos baru Bloomberg di Salomon Brothers inilah, yang membawanya bukan saja kelak pada kejayaannya sebagai pebisnis, meski bukan di Salomon Brothers, melainkan lewat perusahaan yang dia rintis sendiri, mulai dari IMS hingga Bloomberg LP. Yang kemudian mengembang dan meluas ke ranah bisnis informasi, BNN. Segalanya justru bermula ketika Salomon Brothers memutus hubungan kerja dengannya, dengan pesangon 10 juta dolar AS.
Ketika Salomon Brothers mem-PHK kan dirinya, justru jalan membentang buat Mike Bloomberg menemukan lahan bisnis yang justru merupakan hasrat sejati dirinya: Penguasa industri media dan layanan data keuangan dunia, dengan jaringan yang meluas dan tersebar di hampir seluruh dunia.
Kekayaan pribadinya yang konon sekarang 18 miliar dolar AS, bisa jadi bukan kepuasannya yang sesungguhnya. Kepuasannya yang sesungguhnya jangan jangan karena berhasil mengamalkan adagium khas abad informasi: Menguasa informasi, berarti mengendalikan kekuasaan.[GlobalReview]
Hendrajit, pengkaji geopolitik, Global Future Institute.