Lantas, apa ujud riil bom molotov seperti dikhawatirkan oleh rezim Cina? Tidak lain dan tak bukan ialah kekacauan di internal negeri yang disebabkan ketidakadilan kondisi sosial, ekonomi dan politik. Pertanyaan selidik pun muncul, “Kenapa rezim komunis Cina khawatir timbul kekacauan, sedangkan secara ekonomi tumbuh pesat, bukankah hal itu identik bahwa ada kemakmuran di Cina?”
Menurut Adam Smith, semenjak tahun 1980 perekonomian Cina tumbuh hampir 10-an percent/tahun, mengalahkan keajaiban ekonomi yang pernah dialami Jepang dan menyalip laju empat macan ekonomi Asia sebelumnya yaitu Hongkong, Korea, Taiwan dan Singapura.
Pertumbuhan ekonomi yang terlalu tinggi di Cina sesungguhnya dipicu oleh dua faktor, yakni selain dorongan ekspor, juga dibarengi kemampuan menaklukkan pasar-pasar ekspor. Itulah jurus-jurus ampuh Cina meningkatkan laju ekonomi. Dan keduanya, disatukan dalam gerak strategi yang kemudian disebut dengan istilah Harga Cina (China Price).
Harga Cina adalah kenyataan (pasar) perdagangan bahwa barang Cina bisa diproduksi secara besar-besaran sehingga mengalahkan harga yang ditawarkan para kompetitor baik jenis produk yang beragam maupun dalam hal jasa.
Mengapa Cina mampu menjadi pusat pabrikan (factory floor)? Ternyata kunci strategi dalam Harga Cina ialah “produksi massal”. Sekali lagi, ada produksi massal di Cina melalui sembilan langkah kebijakan, antara lain: