Eramuslim.com – Mengapa OBOR Mengincar Infrastruktur di Sumut, Sulut, Kaltara dan Bali?
Sebelum lahir One Belt One Road (OBOR) tahun 2013-an, sesungguhnya embrio OBOR adalah String of Pearls (selanjutnya disingkat: SoP), yaitu strategi handal Cina demi mengamankan jalur ekspor-impornya terutama suplai energi —energy security— dari negara dan/atau kawasan asal hingga ke tempat tujuan. Target jalur SoP yang diincar ialah bentangan perairan di antara Laut Cina Selatan, Selat Malaka, melintas Samudera Hindia, Laut Arab, Teluk Persia, dan seterusnya sehingga kalau dipotret pada peta, membentuk seperti untaian kalung (pearl).
Strategi SoP selain memiliki konsekuensi perlunya militer modern yang progresif, juga akses bandara udara serta pelabuhan laut sebagai simpul penyangga. Dan nantinya infrastruktur tersebut —bandara dan pelabuhan— sewaktu-waktu bisa diubah menjadi fasilitas militer.
Ada beberapa pelabuhan di lintasan SoP yang telah dikelola Cina seperti di Pulau Hainan, misalnya, atau landasan terbang darurat di Pulau Woody, di Kepulauan Paracel; atau fasilitas pengiriman kontainer di Chittagong, Bangladesh, pelabuhan di Sittwe, Myanmar, pembangunan basis angkatan laut di Gwadar, Pakistan, pembangunan jalur pipa melalui Islamabad dan Karakoram Highway ke Kashgar di Xinjiang, ataupun fasilitas pengumpulan intelijen di pulau-pulau di Teluk Benggala dekat Selat Malaka, pelabuhan Hambantota di Sri Lanka dan lain-lain.