Dalam sebuah studi di tahun 1994, yang berjudul, Sacred Chain: A History of The Jews, Norman F. Cantor, salah seorang Profesor dari New York University mengemukakan hampir semua produksi dan distribusi film-film Hollywood secara penuh dipegang para imigran Yahudi. Dan masih mendominasi secara penuh, —terutama— para di top level kebijakan. Karena tidak heran bila semua film produksi Hollywood senantiasa dengan sengaja menyudutkan Islam dan dunia Arab, dan orang-orang yang anti Yahudi lainnya.
Perusahaan-perusahaan film besar dan ternama di Hollywood seperti Fox Company milik William Fox, Golden Company milik Samuel Golden, Metro Company milik Lewis Mayer, Warner Bross Company milik Harny Warner, dan Paramount Company milik Hod Dixon, seluruhnya didirikan demi kemashlahatan kepentingan Zionis-Yahudi. Bahkan banyak yang yakin, lebih dari 90% dari seluruh pekerja film di Hollywood terdiri dari orang Yahudi yang menduduki jabatan produser, editor, artis, dan kru lainnya.
Selain Mel Gibson, Raja Pop Dunia Michael Jackson pun pernah tersandung masalah dengan komunitas Yahudi ini. Dalam sebuah rekaman telepon di tahun 2003, yang disiarkan oleh jaringan televisi Amerika Serikat, Jacko diketahui telah mengatakan bahwa orang-orang Yahudi yang berada di komunitas industri musik AS telah berkonspirasi untuk menjatuhkan karirnya.
Dalam rekaman telpon pribadi yang direkam oleh mantan penasehatnya, Dieter Wiesner, Jacko berkata, “Mereka (kaum Yahudi) telah ‘menghisap’ para bintang, seperti lintah. Mereka memulai dengan seorang yang sangat terkenal di dunia, mengumpulkan uang darinya, membangun rumah yang besar, membeli mobil dan semua kekayaan materi dan kemudian meninggalkannya dalam keadaan miskin. Itu adalah konspirasi. Kaum Yahudi melakukannya dengan maksud tertentu. ” (Tamat/Rizki Ridyasmara)