Salah satu metode yang dilancarkan Israel untuk mendoktrin anak-anak mereka adalah apa yang disebut dengan brainwash. Ini adalah cara ampuh bagi Yahudi mendekatkan anak-anak mereka kepada doktrin Talmud dan perlawanan terhadap anak-anak Palestina.
Israel memang terkenal dengan metode cuci otak ini. Di sebuah tampilan Youtube berjudul “Israel Paying to Brainwash Christian Children” digambarkan bagaimana Rabbi-rabbi Yahudi mengajarkan anak-anak Kristen untuk melawan agamanya. Mereka mengajarkan cerita-cerita palsu yang bertentangan dengan doktrin Kristen. Akhirnya anak-anak itupun sekejap kilat sudah menjadi seorang Yahudi sejati dengan mengangguk-anggukkan kepalanya di depan Tembok Ratapan.
Brainwash itu terus berlanjut kepada hal-hal teknis persenjataan. Sedari kecil biasanya anak-anak Yahudi sudah diajari untuk menembak. Mereka mempunyai jam khusus untuk pelatihan yang rutin diadakan. Di sekolahpun, dalam beberapa mata pelajaran, anak-anak Yahudi sudah dibiasakan untuk menganggap orang Palestina sebagai musuhnya.Misalnya saja, dalam pelajaran Matematika, anak-anak kecil Yahudi kerap diajarkan, “Jika ada anak Palestina berjumlah 10 orang, kamu tembak mati satu orang, berapa sisanya?”
Namun uniknya aktivitas ini jsutru tertutup dari sorotan media massa. Padahal selama ini pemberitaan sering kali memojokkan muslim Palestina yang mengajarkan jihad kepada anak-anaknya. Anak-anak Palestina pun kerap disebut sebagai calon teroris semata-mata untuk menggambarkan kekejaman umat Islam.
Inilah yang pernah di-blow up media Zionis di tahun 2007, ketika Hamas meluncurkan tokoh Kartun bernama Farfur yang menyerupai Mickey Mouse. Kala itu Farfur tampil di Aqsa TV dan memberikan semangat kepada anak Palestina untuk segera membebaskan Palestina dengan mengenyahkan Israel.
Atau tayangan TV Hamas pada tahun 2008 yang menampilkan sesosok boneka anak laki-laki Palestina yang menghunuskan pedangnya kepada AS, George W. Bush. Tayangan yang diputar untuk anak-anak ini menceritakan bagaimana semangat militansi jihad anak Palestina yang membunuh George Bush sambil berkata, "Engkau adalah seorang kriminal Bush, manusia yang tercela. Engkau telah membuatku menjadi yatim piatu. Engkau telah mencerabut segalanya dariku." Maka anak-anak Palestina pun mereka cap sebagai calon-calon teroris atau future martyrs. Inilah yang pernah dikecam Hillary Clinton, Menlu AS saat ini, ketika masih menjadi senator pada tahun 2003.
"How can you think about building a better future, no matter what your political views, if you indoctrinate your children to a culture of death?" kata Clinton.
Ya ucapan Clinton ini lahir setelah menonton video dari Itamar Marcus, seorang Agen Yahudi yang aktif di Palestina Media Watch tentang saluran TV Palestina yang kerap menggelorakan Jihad terhadap anak-anak muslim disana.
Padahal kalau kita mendalami lebih jauh, bahwa anak-anak Palestina memang dikondisikan untuk bisa mempertahankan diri dari serangan Zionis Israel. Anak-anak Palestina harus memiliki persiapan matang atas serang Zionis Israel yang sekonyong-konyong bisa datang kapan saja, dimana saja, dan melakukan pembunuhan terhadap siapa saja. Inilah yang sempat terjadi di Gaza, dimana ribuan anak Palestina dibantai.
Lagipula, senjata yang dipergunakan oleh anak-anak Palestina lebih banyak menggunakan batu atau ketapel. Hal ini berbeda dengan anak Yahudi yang memang sudah didoktrin senjata dan mereka hidup relatif aman di Tepi Barat.
Jikalah Israel mau mengecam apa yang dilakukan muslim Palestina kepada anaknya, harusnya Israel juga fair dan melakukan kecaman kepada Lion Schlisinger. Lion adalah seorang Yahudi Zionis yang menjadi produser serial Kartun anak-anak Ali Baba Bound keluaran Walt Disney. Dalam film Kartun berdurasi 7 menit itu, digambarkan tentang kesan buruk terhadap bangsa Arab, jika tidak mau dibilang Islam. Seperti tokoh Ali Baba (baca: seorang muslim) yang dijuluki “Mad Dog of The Dessert” atau Anjing Gila dari padang pasir.
Dalam serial itu pula, bangsa Arab digambarkan penuh dengan permusuhan, kebencian, tipu daya, kelicikan, sampai bangsa pembunuh binatang. Tampaknya sang produser pun sengaja menampilkan tokoh Binatang Babi bernama Porky yang diburu-buru orang Arab, karena notabene babi adalah binatang najis dalam ajaran Islam.
Selain itu, Israel juga tidak boleh lupa bahwa pada tahun 2009, seperti diberitakan YNET News dimana Rabbi Yitzhak Shapira menulis dalam bukunya Raja Taurat bahwa membunuh anak-anak musuh diperbolehkan untuk mengalahkan raja jahat atau tiran. Rabbi Yitzhak berujar,
“Dengan asumsi bahwa pada saat perang, saya harus membunuh anak-anak untuk menang – jika prajurit saya akan mati, kemudian membunuh anak-anak prajurit musuh adalah hal benar untuk dilakukan daripada prajurit saya terbunuh.”
Bahkan Rabbi Yahudi laknatullah tersebut juga memperbolehkkan membunuh seorang anak demi alasan meraih simpati, melemahkan semangat musuh.
“Jika saya percaya ada seorang raja yang jahat, seorang tiran, yang terlibat dalam perang yang tidak dapat dibenarkan, dan saya ingin memenangkan perang, dan cara saya dengan melukai anak-anak akan melemahkan semangat mereka dan membuat dia berhenti mengirim tentaranya untuk perang, maka itu diperbolehkan.” Tambahnya kepada YNET.
Jadi kita bisa melihat bagaimana propaganda anti kekerasan anak yang dilancarkan Israel justru jauh panggang dari kenyataan. Israel tidak saja menerapkan standar ganda tentang seorang hak anak muslim Palestina, tapi juga menggiring pandangan dunia bahwa penanaman tauhid muslim Palestina kepada anaknya untuk melakukan perlawanan terhadap Yahudi adalah bagian dari barbarisme. (pz/bersambung)