Eramuslim.com – Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari kreditor di luar negara tersebut. Adalah hal yang wajar jika suatu negara mempunyai utang luar negeri. Namun, disisi lain utang luar negeri merupakan beban yang harus dibayar dengan tenggat waktu tertentu.
Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan salah satu negara yang kerap meminjam utang luar negeri, baik itu dari negara-negara maju seperti Jepang, Perancis, Jerman dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, Indonesia juga melakukan pinjaman kepada lembaga-lembaga besar seperti Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB) dan lain sebagainya.
Kapan Indonesia akan terbebas dari utang luar negeri ?
Untuk waktu dekat ini, sangat mustahil Indonesia bisa terbebas dari berbagai jeratan utang luar negeri yang jumlahnya terus menerus bertambah. Bahkan beberapa asset penting perusahan BUMN yang seharusnya dikelola dengan baik oleh pemerintah saat ini tidak ubahnya seperti jasad tanpa ruh. Pasalnya, yang berada di Indonesia hanya sebatas bangunannya saja. Mayoritas sahamnya sudah diambil alih oleh swasta asing, dan sangat mungkin keuntungannya pun tidak akan berada di Indonesia lagi.
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan diketahui bahwa per Juli 2015, utang luar negeri pemerintah Indonesia Rp. 2.911.41 triliun, jumlah tersebut naik 10% dari nilai total utang luar negeri Indonesia tahun 2014 sebesar Rp. 2,604.93 triliun.
Secara bilateral, negara-negara yang masih menjadi kreditur terbesar untuk Indonesia antara lain Jepang, Prancis, dan Jerman. Sementara secara multilateral, lembaga-lembaga keuangan internasional yang menjadi sumber pinjaman hutang bagi Indonesia diantaranya adalah Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Bank Pembangunan Islam (IDB) IFAD.
Berikut rincian utang Indonesia secara Bilateral dan Multirateral :
Bilateral
- Jepang
Jepang merupakan negara yang menjadi kreditur terbesar untuk Indonesia. Hingga per Juli 2015, utang pemerintah Indonesia ke Jepang mencapai Rp 210.45 triliun atau sekitar 7,2% dari total pinjaman luar negeri Indonesia.
- Perancis
Perancis menjadi negara kedua yang menjadi kreditur terbesar bagi Indonesia. Hingga per jul 2015, utang pemerintah Indonesia kepada Perancis mencapai Rp 24.79 triliun atau sekitar 0,9% dari total pinjaman luar negeri Indonesia.
- Jerman
Jerman termasuk negara ketiga yang menjadi kreditur terbesar bagi Indonesia. Hingga per juli 2015, utang pemerintah Indonesia kepada Jerman Rp. 19.83 triliun, atau sekitar 0,7% dari total pinjaman luar negeri Indonesia.
- Lainnya
Tidak hanya tiga negara yang tercantum diatas, pemerintah Indonesia juga mempunyai utang bilateral lainnya yang tidak disebutkan secara terperinci dalam data yang diterbitkan oleh Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan senilai Rp 77.57 triliun atau sekitar 2,7% dari total pinjaman luar negeri Indonesia.
Muliterateral
- Bank Dunia
Bank dunia adalah lembaga keuangan internasional yang memberikan pinjaman kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk program modal. Bank Dunia adalah komponen dari kelompok Bank Dunia dan anggota kelompok pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Utang pemerintah Indonesia kepada Bank Dunia per Juli 2015 mencapai Rp. 189.50 triliun atau sekitar 6,5% dari total utang luar negeri Indonesia.
- Asian Development Bank (ADB)
ADB adalah sebuah institusi finansial pembangungan multirateral didedikasikan untuk mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik. ADB merupakan salah satu bank yang menjadi kreditur bagi Indonesia. Hingga per Juli 2015, utang pemerintah Indonesia kepada ADB mencapai Rp. 109.71 triliun atau sekitar 3,8% dari totaljumlah utang luar negeri Indonesia.
- Islamic Development Bank (IDB)
IDB adalah lembaga pembiyaan pembangunan multirateral yang terletak di Jeddah, Arab Saudi. IDB merupakan salah satu bank yang menjadi kreditur bagi Indonesia. Hingga per Juli 2015, utang pemerintah Indonesia kepada ADB mencapai Rp. 8.02 triliun atau sekitar 0,3% dari total jumlah utang luar negeri Indonesia.
- Lainnya
Tidak hanya tiga Bank yang tercantum diatas, pemerintah Indonesia juga mempunyai utang Multirateral lainnya yang tidak disebutkan secara terperinci dalam data yang diterbitkan oleh Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan senilai Rp 2.66 triliun rupiah atau sekitar 0,1% dari total jumlah utang luar negeri Indonesia.
Tidak hanya itu, pemerintahan Jokowi-JK kembali menambah utang luar negeri Indonesia, untuk kali ini Cina merupakan negara yang paling banyak memberikan pinjaman kepada Indonesia melalui kerjasama berbagai pembangunan mega proyek. Berikut data utang Indonesia ke Cina.
- Cina Development Bank dan Industrial and Commercial Bank of Cina.
Pemerintah melalui kementrian BUMN meminjam uang kepada Cina Development Bank dan Industrial and Commercial Bank Of Cina sebesar 50 $ AS atau sekitar Rp 665 triliun. Peminjaman tersebut dilakukan untuk membiayai infrastruktur seperti pembankit listrik di Cilacap, Jawa Tengah dan pembangunan tol Trans Sumatera.
- China Development Bank (CDB)
Bank China ini memberikan utang senilai US$ 3 miliar, atau sekitar Rp 42 triliun kepada PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).
Melalui kajian di atas, tergambar jelas betapa sulit beban yang ditanggung oleh Indonesia. Dengan kebijakan pemerintahan Jokowi-JK yang terus memberi kemudahan bagi orang asing untuk mencari keuntungan dari Indonesia, keadaan ini akan semakin sulit. Sudah saatnya Indonesia mengeluarkan kebijakan ekonomi jangka panjang dengan misi utama BEBAS dari utang luar negeri. (rd/sumber:nurjaman.org)