Eramuslim.com -Salah satu strategi pembiayaan pembangunan terutama dalam pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintahan Jokowi adalah keuangan BUMN. Sumber keuangan BUMN sendiri disuntik oleh APBN dan menginstruksikan BUMN mencari utang dan menjual aset aset BUMN.
Sementara saat ini utang utang BUMN sebenarnya telah berada pada level yang cukup mengkuatirkan, terutama BUMN yang berkaitan erat dengan pemenuhan hajat hidup masyarakat banyak. Berikut gambaran utang beberapa BUMN berdasarkan laporan keuangan BUMN :
Nasib BUMN Perbankan
Tahun 2016, tiga bank BUMN yakni Bank Mandiri, Bank BNI, dan bank BRI dipaksa mengambil utang dari China untuk membiayai taipan Indonesia yang tengah sekarat. Pinjaman dari China (China Development Bank (CDB) senilai US$ 3 dolar dibagi bagikan kepada taipan dan oligarki penguasa nasional.
Dana pinjaman CBD oelh Bank Mandiri digunakan juga untuk membeli saham PT. Newmont Nusa Tenggara sebuah perusahaan tambang yang mau tutup dan gagal mengembangkan operasinya di Nusa Tenggara Barat. Sebelumnya pemerintah beralasan utang ke China adalah untuk membangun infrastruktur. Padahal utang bank BUMN sudah mengkuatirkan dan terancam bangkrut.
Bank mandiri memiliki utang senilai Rp. 45,08 triliun (2015). Bank ini dipaksa mendanai infrastruktur pasti bank ini akan sekarat. Sebuah media internasional terkemuka mengatakan “Indonesia’s biggest bank is hurting but its boss is all smiles Kartika Wirjoatmodjo has taken the helm at Bank Mandiri as profits slide and bad loans balloon”. Keuntungan perusahaan jatuh hampir separuh pada 2016 dibandingkan tahun 2015. NPL bank ini sangat buruk yakni berada pada posisi 4.0 (april 2017).