Bedanya, perang opini tidak berhasil dilakukan pada para mujahid di Palestina, seperti yang saya saksikan di sana tahun 2012. Di negeri ini, entah apa yang terjadi, tapi rasa mencekam itu coba dihembus-hembuskan dengan berbagai cara. Dan tragisnya, sepertinya berhasil.
Dalam setiap perjalanan, tak ada yang lebih saya inginkan selain shalat di sebanyak mungkin di masjid Allah yang ada di setiap jengkal bumi-Nya.
Ingatan saya melayang, terlihat masjid-masjid yang pernah saya singgahi, dari Masjidil Haram di Makkah; Masjid Nabawi di Madinah; Masjidil Al-Aqsa di Palestina; Masjid Al-Azhar di Kairo; Blue Mosque di Istanbul; Selimiye Camii di Edirne; Mezquita di Cordoba; Masjid Hassan di Maroko; Masjid Al-Qarawiyyin di Fes; hingga Masjid Bolo Haouz dan Masjid Imam Bukhari di Uzbekistan.
Sore ini, di tengah riuhnya Grand Bazaar Urumqi, saya selipkan doa di dalam hati. Semoga suatu hari nanti saya dan muslim Uighur di negeri ini bisa shalat di Masjid Grand Bazaar Urumqi tanpa rasa khawatir sama sekali.
Biidznillah. (end)
Urumqi 4 Januari 2019
Penulis: Uttiek M Panji Astuti, Traveller dan Penulis Buku (sumber: republikaonline)