Eramuslim.com -Mengkaji Jalur Sutra Modern atau One Belt One Road (OBOR) One China —sering disebut “One China“— dari perspektif bisnis dan ekonomi, niscaya dianggap dan/atau merupakan peluang besar bagi siapapun serta negara mana saja. Mengapa? Karena selain investasi asing mampu menggairahkan dinamika perekonomian sebuah negara, seperti membuka lapangan kerja misalnya, atau hal lain yang terkait sosial ekonomi, juga niscaya ada multiplier effect bagi warga setempat.
Akan tetapi, jika proyek “One China” ditinjau dari pisau geopolitik, maka akan terlihat hidden agenda atas program dimaksud. Ya, “ada sisi gelap” yang disembunyikan dari pantauan (awam) publik. Inilah canggihnya geopolitik. Ia mampu melihat hal tersirat dari apa yang tersurat, dapat menguak sesuatu di bawah permukaan. Dan hingga hari ini, kenapa saya masih tekun belajar dan belajar tentang seluk beluk geopolitik, betapa selain ‘gurih’ di benak, juga karena kebenaran ilmu itu bersifat relatif. Nisbi. Bergerak sesuai tuntutan zaman.
Jika era purba tempo doeloe hanya dikenal istilah penjajahan klasik melalui pintu peperangan konvensional via hingar bingar militer, maka pada era _zamannow_ dikenal terminologi skema penjajahan gaya baru yang berjalan senyap melalui pintu nirmiliter, proxy war, hybrid warfare, currency war, dan lainnya melalui modus serta ciri berbeda walau polanya hampir tak berubah.
Geopolitik itu sederhana tetapi kompleks. Kenapa? Karena bicara geopolitik sebagai ilmu negara, mutlak harus terkait (geo) strategi dan (geo) ekonomi. Ya, belajar geopolitik tanpa menyertakan geostrategi dan geoekonomi, ibarat belajar peta dan/atau mapping geografi sebuah negara. Kurang menarik.